Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2014, 08:53 WIB

Kering pada bagian mata dan mulut kadang kita alami, tetapi lain halnya jika ternyata mata dan mulut selalu kering. Hal ini perlu diwaspadai, karena bisa saja Anda mengalami Sjogren’s Syndrome.

Sjogren’s Syndrome adalah gangguan sistem imun yang ditandai oleh kerusakan kelenjar penghasil cairan, sehingga menyebabkan gejala seperti mata dan mulut kering. Sjogren’s Syndrome merupakan penyakit bersifat kronis yang dapat berkembang menjadi gangguan kompleks dan meluas hingga mempengaruhi jaringan dan organ lain dalam tubuh, contohnya sendi, ginjal dan saluran pencernaan.

Meski belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit sistem imun ini, hasil penelitian mengungkapkan kemungkinan Sjogren’s Syndrome dipicu oleh faktor genetik, lingkungan dan hormon.

Sjogren's syndrome menyerang semua usia tetapi umumnya pada dekade usia ke-4 dan ke-5. Sembilan dari sepuluh penderita adalah wanita. Penyakit ini bisa muncul tunggal atau menyertai penyakit autoimun lainnya seperti systemic lupus erythematosus, plymyositis, scleroderma atau rheumatoid arhtritis.

Hal yang membahayakan, yaitu sebagian besar orang yang terkena Sjogren’s Syndrome nampak sangat sehat tanpa adanya gangguan kesehatan serius. Namun, jika tidak segera diatasi akan menyebabkan peningkatan risiko kesehatan lainnya, diantaranya di dalam dan sekitar mata juga masalah gigi karena terjadi penurunan air mata dan saliva dalam waktu lama.

Tidak ada obat untuk menyembuhkan Sjogren’s syndrome. Akan tetapi, jika diagnosis ditegakkan lebih awal, dapat dilakukan penanganan yang tepat sebelum muncul komplikasi yang lebih serius.

Berikut pemeriksaan untuk diagnosis awal Sjogren’s Syndrome mencakup :
1. Pemeriksaan fisik, diantaranya pemeriksaan mata dan mulut.
2. Pemeriksaan laboratorium tersedia untuk membantu diagnosis dan pemantauan kondisi organ pada pasien dengan Sjogren’s Syndrome, diantaranya pemeriksaan autoantibodi (ANA IF, RF, anti-SSA, anti-SSB) dan pemeriksaan laboratorium lain seperti laju endap darah (LED), darah rutin, ginjal, hati, tiroid, serum protein elektroforesis, dan analisis urin.
3. Pemeriksaan invasif, yakni biopsi kelenjar saliva.

Konsultasikan dengan dokter ahli untuk mendapat penanganan yang tepat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com