Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2014, 12:24 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com
- Bedah plastik bukan hal yang baru di Korea Selatan. Rata-rata warga Korea, terutama para wanita melakukan bedah plastik estetik untuk mempercantik diri. Bahkan bedah plastik di Korea sudah dilakukan para remaja sejak berusia 17 tahun. Mereka biasa mengubah bentuk wajah dan tubuh untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Industri bedah plastik di Korea Selatan bahkan telah menjadi paket wisata medis yang ditawarkan ke Rusia, Jepang, Tiongkok, dan Indonesia. Tak ada dokter yang tak bisa melayani prosedur bedah plastik di Korea.

Bagaimana dengan di Indonesia? Dokter Spesialis Bedah Plastik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Aditya Wardhana mengatakan, Indonesia saat ini memiliki 157 dokter spesialis bedah plastik.

Menurut Adit, para dokter ini pun mampu melakukan operasi plastik estetik seperti di Korea. Mulai dari membuat hidung menjadi mancung, dagu lancip, wajah tirus, hingga mengubah bentuk bibir, dan kelopak mata. Bisa juga untuk memperindah bentuk tubuh seperti operasi bokong, payudara, dan perut.

"Kalau yang dikerjain sama saja di sini dan Korea. Indonesia juga bisa," kata Adit saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/9/2014).

Menurut Adit, populernya bedah plastik di Korea berawal dari banyaknya artis yang melakukannya.  Di sana, para artis terang-terangan mengakui wajahnya hingga bentuk tubuhnya telah operasi plastik. Industri hiburan turut membuat operasi plastik meroket di Korea.

Di Indonesia, beberapa artis juga diketahui melakukan operasi plastik. Meski demikian, minat warga Indonesia yang melakukan operasi plastik estetik tak setinggi di negeri gingseng itu. Jumlah dokter spesialis bedah plastik yang ada saat ini juga tak sebanding dengan jumlah penduduk di Indonesia.

Perbedaan budaya juga bisa menjadi alasan mengapa penduduk di Indonesia tak banyak berminat pada operasi plastik.

Adit mengatakan, di Indonesia juga masih muncul stigma operasi plastik tidak aman bagi kesehatan. Padahal, menurut Adit, operasi plastik sama halnya ketika ada luka robek yang dijahit atau operasi caesar seorang ibu yang melahirkan.

Sebelum operasi pun ada prosedur yang harus dijalani pasien dan dokter. Dokter wajib menjelaskan risiko melakukan operasi plastik. Namun, risiko bedah plastik dapat diminimalisir jika pasien juga mematuhi ketentuan sebelum operasi. Misalnya pasien tidak boleh dalam keadaan sedang sakit darah tinggi dan diabetes.

Operasi plastik juga banyak dilakukan untuk mengembalikan bentuk wajah maupun tubuh kembali seperti semula, misalnya setelah terjadi kecelakaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com