Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencatatan untuk Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak

Kompas.com - 03/10/2014, 10:16 WIB
Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa

Penulis


Gunungsitoli, KOMPAS.com - Menurunkan angka kematian ibu dan balita memang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Untuk itu layanan kesehatan ibu dan anak harus lebih diperkuat, khususnya di daerah.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi meminta agar petugas kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas pembantu hingga rumah sakit mencatat dengan detil setiap penyebab kematian ibu dan bayi.

"Hanya dengan mencatat penyebabnya, kita bisa menemukan cara untuk menekan angka kematian yang saat ini masih 549 orang perseratus ribu kematian," katanya dalam acara peresmian Badan Layanan Umum Daerah RSUD Gunungsitoli, Nias, Kamis (2/10/14).

Ia menjelaskan, secara nasional ada beberapa penyebab angka kematian ibu melahirkan, yakni perdarahan, preeklamsia dan infeksi. Perdarahan terjadi akibat usia ibu terlalu muda (di bawah 20 tahun), usia ibu terlalu tua (di atas 35 tahun), jarak kehamilan yang terlalu dekat, serta memiliki anak lebih dari tiga.

Menkes juga meminta pemerintah Nias untuk menguatkan kembali program keluarga berencana. "Tinjau kembali mengapa program KB tidak berhasil, apakah kesalahan kita karena tidak melayani dengan baik, informasi yang diterima kurang, atau alat kontrasepsinya kurang," ujarnya di hadapan para bupati dan walikota se-Kepulauan Nias.

Dalam acara tersebut Menkes juga meninjau beberapa fasilitas dan pelayanan yang ada di RSUD Gunungsitoli, termasuk layanan BPJS. Ia juga mengingatkan kepada manajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan bahwa yang dibutuhkan masyarakat bukan cuma fasilitas yang lengkap dan mewah, tapi pelayanan yang layak dan manusiawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com