Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Jadinya jika Jarum Akupunktur Tertinggal di Dada Selama 40 Tahun?

Kompas.com - 06/10/2014, 16:50 WIB

KOMPAS.com - Seorang pria asal Tiongkok kerap mengeluh sakit pada bagian dada dan punggungnya. Siapa sangka ternyata biang keladinya adalah jarum akupunktur yang bersarang di perutnya selama 40 tahun.

Xu Long (60) dari Kota Jiujang, Provinsi Jiangxi, Tiongkok, pernah melakukan akupunktur saat dirinya sedang menjalankan wajib militer tahun 1974 untuk mengobati sakit perutnya. Tusuk jarum tersebut adalah yang pertama dan terakhir dilakukannya.

“Saya hanya sekali melakukan akupunktur saat menjadi tentara. Waktu itu saya sakit perut selama dua hari dua malam. Dokter di militer menyuruh saya melakukan pengobatan dengan akupunktur dan berhasil. Sakitnya berhenti seketika,” katanya.

Tapi Xu sekarang yakin bahwa pada saat itu ada satu jarum yang patah menjadi dua bagian.

”Awalnya, saya tak merasakan apapun, sakit perut saya hilang dan membaik. Tapi setelah lewat satu tahun, saya mulai merasa tidak nyaman di punggung dan dada saya. Setiap kali saya pergi ke dokter, mereka bilang hal ini karena usia yang sudah tua,” ujarnya.

Lama kelamaan rasa nyerinya menjadi lebih buruk sehingga dokter memutuskan untuk melakukan X-Ray padanya.

"Mereka mengatakan bahwa ada hal asing di perut dan saya panik, takut itu adalah kanker. Anda bisa membayangkan kekagetan saya dan beruntungnya saat mereka bilang bahwa itu hanyalah jarum akupunktur,”  katanya.

Menurut dokter Ye Lin yang melakukan operasi, jarum akupunktur di perut Xu berukuran 3 cm dan sudah menjadi hitam dan sangat tebal karena oksidasi. Ia menambahkan, jarum kemungkinan bekerja mengikuti apa yang dilakukan tubuh Xu Long seperti saat dia bergerak, jarum terdorong secara perlahan ke posisi yang berbeda, hingga akhirnya teridentifikasi 40 tahun kemudian.

“Sekarang jarum itu telah keluar dan sakit saya telah benar-benar hilang. Saya juga lega karena ternyata bukan kanker," kata Xu. (Eva Erviana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com