Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2014, 11:35 WIB

KOMPAS.com — Ada banyak faktor yang menyebabkan penis bisa rusak dan tidak berfungsi. Bukan hanya kasus mutilasi oleh pasangan yang marah, penis juga bisa rusak karena cacat bawaan, operasi kanker penis, trauma, bahkan impotensi.

Untuk mengatasi kerusakan tersebut, para ahli mengembangkan teknik pencangkokan organ vital pria. Dalam riset selama 6 tahun yang dilakukan oleh tim dari Wake Forest School of Medicine, mereka sukses melakukannya pada kelinci percobaan.

Berkat keberhasilan ini, manusia tak lama lagi akan bisa memiliki penis yang dibuat dari biopsi sel sendiri yang berasal dari jaringan dan dikultur hingga ditumbuhkan, sebelum akhirnya dicangkokkan.

Walau terdengar mudah dan sederhana, kenyataannya tidak demikian. Ini karena penis merupakan organ yang cukup rumit. Mulai dari bagian bawah, yakni struktur datar; lalu struktur silinder; bagian yang berongga; bagian kandung kemih; dan bagian padat; yang secara keseluruhan disebut penis.

Belum lagi spons jaringan ereksi dan mekanisme terjadinya ereksi yang melibatkan pelebaran pembuluh darah yang mengisi jaringan sehingga penis menjadi keras dan memanjang.

Terlepas dari rintangan yang tampaknya tak dapat diatasi, para peneliti tetap berharap bahwa dalam waktu lima tahun dari uji klinis pertama, penis buatannya jauh lebih unggul daripada dua pilihan yang ada saat ini: penis yang dibuat dari otot paha seseorang atau lengan bawah yang menggunakan batang lunak sehingga penis selalu dalam kondisi semi-ereksi, atau peniupan batang dengan pompa di skrotum. (Eva Erviana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com