Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2014, 12:10 WIB

KOMPAS.com - Industri rokok masih beriklan dengan dengan bebas di Indonesia sehingga terjangkau anak-anak dan remaja. Iklan tersebut mendorong mereka untuk mencoba rokok.

Menurut data Global Youth Tobacco Survey tahun 2009, 89.35 remaja di Indonesia melihat iklan rokok di billboard, 76,6% di media cetak dan 7,7% pernah menerima rokok gratis.

Sementara studi Universitas Muhamadiyah Prof. Hamka (UHAMKA) dan Studi Komnas Anak tahun 2007 menunjukkan bahwa 70% remaja mengaku mulai merokok karena terpengaruh iklan, 77% mengaku iklan  menyebabkan mereka untuk terus merokok, dan 57% mengatakan iklan mendorong mereka kembali merokok setelah berhenti.

"Salah satu tantangan yang harus kita semua sikapi bersama dalam pengendalian merokok adalah masih kuatnya iklan promosi dan sponsor perusahaan rokok. Ini dilakukan secara masif dan intensif serta tertuju pada anak-anak agar menjadi perokok pemula,” kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam peluncuran iklan antirokok terbaru di Jakarta (10/10/14).

Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan bekerja sama dengan Yayasan Paru Dunia (World Lung Foundation) meluncurkan kampanye nasional antirokok berupa iklan "Berhentilah Merokok Sebelum Rokok Menikmati Anda".

Dalam iklan layanan masyarakat tersebut ditampilkan testimoni dari salah satu korban rokok yang terkena kanker tenggorokan stadium 4A, Manat Hiras Panjaitan. Ia telah merokok sejak usia muda dan bisa menghabiskan tiga bungkus rokok perhari.

Hiras didiagnosis kanker pada pangkal tenggorokannya empat tahun lalu dan menjalani operasi. Sekarang di tenggorokannya terdapat lubang bekas operasi yang menyebabkannya sulit berbicara terlalu lama.

Iklan ini bukan hanya ditayangkan di stasiun televisi nasional, tapi juga melalui Youtube dan bioskop-bioskop. (Eva Erviana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com