Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2014, 18:15 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Daun katuk selama ini banyak dimanfaatkan para ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI. Namun, manfaat lain dari daun katuk untuk kesehatan payudara wanita belum banyak diketahui. Rasa penasaran dengan manfaat daun katuk membuat dokter hewan Fitriya Nur Annisa Dewi (32) ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

Fitri mengatakan, daun katuk mengandung senyawa kaemferol yang termasuk golongan flovonoid. Senyawa ini diketahui memiliki kemiripan struktur dengan estrogen atau senyawa yang berfungsi utama sebagai hormon seks wanita.

Fitri ingin mengetahui apakah senyawa kaemferol pada daun katuk dapat bermanfaat untuk mencegah risiko kanker payudara. Untuk mengetahui hal tersebut, dalam penelitiannya Fitri akan menggunakan sel epitel normal dari kelenjar susu atau payudara wanita. Ia akan melihat apakah kaemferol dapat melindungi sel epitel dari kanker.

“Saya akan menggunakan sel epitel normal yang belum kena kanker sama sekali. Kemudian akan saya paparkan kaemferol dari katuk. Lalu, akan saya lihat kalau (sel epitel) ditantang dengan zat penginduksi kanker, kira-kira responsnya beda enggak dengan yang enggak terpapar (kaemferol),” terang Fitri di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Wanita lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini sebelumnya pernah meneliti kedelai yang juga mengandung senyawa flavonoid. Fitri menduga, kedelai juga berpotensi mengurangi risiko kanker payudara.

Kali ini, ia mengambil judul penelitian “Pengaruh Kaemferol dari Daun Katuk untuk Potensi Pencegahan Kanker pada Sel Epitel Kelenjar Susu”. Ia akan melakukan penelitian tahap awal selama satu tahun di IPB.

“Jadi dikembangkan awalnya dari hewan, tapi sudah kultur. Nanti diambil dari jaringan payudara primata, kemudian sudah dikembangkan jadi kultur sel,” terang Fitri.

Proposal penelitiannya pun diterima oleh L’Oreal. Fitri bersama dua wanita muda lainnya dianugerahi fellowship L’Oreal-UNESCO “For Woman in Science National 2014”.

Sebagai dokter hewan, Fitri sebelumnya fokus pada bidang ilmu kedokteran komparatif. Ia mempelajari kesehatan manusia dengan memanfaatkan ilmu kedokteran hewan. Ketertarikannya dengan kesehatan wanita membuatnya ingin melakukan penelitian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com