Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2014, 11:15 WIB

KOMPAS.com — Senyawa kimia yang disebut sulforaphane yang diperoleh dari brokoli berpotensi besar menurunkan gejala autisme pada sebagian orang yang menderita gangguan ini.

Penelitian tersebut dilakukan dalam skala kecil terhadap 40 anak laki-laki dan pria yang mengidap autisme. Mereka berusia antara 13 dan 27 tahun. Selama 18 minggu, 26 partisipan mendapatkan antara 9-27 mg supforaphane setiap hari. Sementara itu, 14 orang mendapatkan plasebo.

Penelitian ini sebenarnya terinspirasi dengan studi tahun 2007 yang menunjukkan, ketika anak autis mengalami demam, kemampuan interaksi sosial mereka meningkat.

"Kami berhipotesis bahwa perubahan saat demam mungkin menyebabkan perubahan pada sel yang dipicu oleh respons stres seluler," kata ketua peneliti, Dr Andrew Zimmerman, profesor bidang kedokteran anak dan neurologi.

Ia menjelaskan, ada beberapa zat kimia yang memicu perubahan perilaku anak autisme saat demam, yakni hyrdoxyurea, obat yang dipakai untuk penyakit sickle-cell, dan sulforaphane. Zat tersebut juga sudah dipakai dalam 20 penelitian mengenai kanker.

Sebelum pemberian obat, para peneliti melakukan wawancara dengan para orangtua atau pengasuh anak-anak autisme tersebut dan juga dokter yang menanganinya. Mereka ingin mengetahui derajat keparahan autisme para partisipan.

Pada akhir masa penelitian, ternyata dua pertiga penerima zat sulforaphane menunjukkan perbaikan gejala. Misalnya saja, terjadi kontak mata yang lebih lama dan penurunan perilaku yang bisa melukai diri sendiri.

Meski hasil studi ini cukup menjanjikan, para peneliti masih harus melakukan studi lanjutan.

"Yang paling penting bagi kami adalah mengetahui mekanismenya. Karena mengetahui bagaimana sulforaphane bekerja di sel, kami jadi memahami bagaimana cara memperbaiki gejala autisme," kata Zimmerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com