Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2014, 13:29 WIB

KOMPAS.com - Perjuangan manusia dalam melawan virus telah dimulai jauh sebelum spesies kita sempurna sampai telah berevolusi menjadi bentuk modern.

Untuk beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus, ada vaksin dan obat antivirus yang mampu mencegah penyebaran penyakit lebih luas. Bahkan, penyakit cacar telah berhasil dimusnahkan. Tetapi, wabah ebola yang terjadi di Afrika Barat menunjukkan bahwa perang kita melawan virus masih jauh dari selesai.

Virus yang memicu epidemi tersebut, Ebola Zaire, membunuh hingga 90 persen orang yang terinfeksi dan menjadikannya keluarga Ebola yang sulit dimusnahkan.

Ebola memang mematikan, namun sebenarnya di luar sana masih banyak virus lain yang bahkan lebih berbahaya. Simak penjelasan Elke Muhlberger, pakar virus ebola dan profesor mikrobiologi di Universitas Boston.

Berikut adalah 9 virus berbahaya di bumi berdasarkan pada risiko seseorang meninggal dunia jika terinfeksi dan banyaknya angka kematian dan orang yang terancam oleh virus ini.

1. Virus Marburg
Para ilmuwan mengidentifikasi virus Marburg pada tahun 1967, ketika wabah kecil terjadi di kalangan pekerja laboratorium di Jerman yang melakukan kontak dengan  monyet impor dari Uganda.

Virus Marburg mirip dengan ebola yang keduanya dapat menyebabkan demam tinggi dan perdarahan. Ini berarti orang yang terinfeksi akan mengalami demam tinggi dan pendarahan di seluruh tubuh yang dapat menyebabkan shock, kegagalan organ dan kematian.

Angka kematian saat wabah pertama adalah 25 persen, tapi angkanya naik 80 persen pada wabah tahun 1998-2000 di Republik Demokratik Kongo, serta pada tahun 2005 wabah menimpa di Angola, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

2. Virus Ebola
Wabah ebola pertama pada manusia terjadi bersamaan di Sudan dan Republik Demokratik Kongo pada tahun 1976. Ebola menular melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan dari orang atau hewan yang terinfeksi ebola

Salah satu virus, Ebola Reston, tidak membuat orang sakit. Tapi untuk virus Bundibugyo, tingkat kematian hingga 50 persen dan meningkat hingga 71 persen untuk virus Sudan, menurut WHO.

3. Rabies
Meskipun vaksin rabies untuk hewan peliharaan yang diperkenalkan pada tahun 1920 telah membuat infeksi ini jarang terjadi di negara maju, tapi rabies masih jadi masalah serius di negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Virus ini merusak otak dan ini penyakit yang buruk. Tapi kami memiliki vaksin antirabies, dan kami memiliki antibodi yang bekerja melawan rabies, jadi jika seseorang sempat digigit oleh hewan rabies kita bisa menyembuhkan orang ini," katanya. Meski begitu, tanpa pengobatan seseorang bisa mati.

4. HIV
Di dalam dunia yang modern, HIV masih jadi salah satu pembunuh terbesar. Diperkirakan 36 juta orang telah meninggal akibat HIV sejak penyakit ini pertama kali dikenal pada awal 1980-an. "Penyakit menular yang paling berdampak buruk pada umat manusia saat ini adalah HIV," kata Dr.Amesh Adalja, pakar penyakit menular.

Obat antivirus yang kuat telah memungkinkan bagi orang untuk hidup selama bertahun-tahun dengan HIV. Tetapi penyakit ini masih jadi pembunuh di negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana infeksi HIV terjadi sebesar 95 persen. Hampir 1 dari setiap 20 orang dewasa di bagian Sahara Afrika mengidap HIV-positif, menurut WHO.

5. Cacar
Pada tahun 1980, Majelis Kesehatan Dunia menyatakan dunia telah  terbebas dari cacar. Tapi sebelum itu, manusia berjuang melawan cacar selama ribuan tahun dan penyakit ini menewaskan sekitar 1 dari 3 orang yang terinfeksi. Korban yang masih bisa bertahan dengan korban yang selamat mengalami luka permanen dan biasanya kebutaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com