Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2014, 12:32 WIB

KOMPAS.com - Stroke atau pecahnya pembuluh darah di otak bukan hanya bisa dialami oleh orang dewasa, anak dan remaja pun tak luput dari penyakit yang bisa berakibat fatal ini. Gayatri Waillissa adalah salah satu contohnya.

Pada anak dan remaja, biasanya stroke dipicu oleh kelainan pembuluh darah otak yang disebut aterio venous malformation (AVM) dan anuerisma (penggelembungan pembuluh darah otak).

Menurut dr.Andreas Harry, spesialis saraf, aneurisma diderita oleh 1-2 persen populasi. "Ada yang sudah memiliki gen aneurisma tapi terjadinya pecah pembuluh darah baru di usia 30 atau 40 tahun. Tapi saya juga pernah menangani pasien usia 13 tahun," katanya kepada Kompas.com, Senin (27/10/14).

Penggelembungan darah otak itu terjadi karena tidak terbentuk lapisan otot pada pembuluh darah otak sehingga dinding menjadi tipis yang akan menggelembung karena semburan aliran darah dalam waktu lama. Jika aneurisma pecah, terjadilah pendarahan di otak atau disebut stroke.

Baik aneurisma atau AVM, bisa tidak menimbulkan gejala. Tapi gejala paling sering yang dialami pasien biasanya adalah sakit kepala atau kejang-kejang. Karena itu waspadai jika si kecil kerap mengeluh pusing atau sakit kepala di tempat yang sama.

"Aneurisma itu seperti benda bergumpal dan dia menyedot darah, maka alirah darah ke bagian otak lainnya akan berkurang. Akibatnya bisa berupa sakit kepala, pandangan tiba-tiba kabur, kram di satu sisi, atau pendengaran hilang. Gejalanya tergantung pada lokasi aneurisma itu di otak," kata Andreas.

Aneurisma yang tidak dikenali gejalanya sangat berbahaya karena sewaktu-waktu bisa terjadi pecah pembuluh darah. "Kalau sering sakit kepala yang terasa tidak wajar, cepat periksakan agar diketahui penyebabnya. Kalau sudah diketahui sumber sakit kepala dan penyebabnya, baru dilakukan tindakan," ujarnya.

Pemeriksaan untuk mengetahui kelainan pembuluh darah di otak bisa dilakukan dengan USG doppler atau magnetic resonance angiography (MRA). Terapi untuk menangani aneurisma biasanya dengan prosedur coiling atau penyumbatan anuerusima sehingga aneurisma akan tertutup rapat. Sementara itu untuk AVM dokter akan melakukan pembedahan dengan kateterisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com