Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2014, 08:24 WIB

KOMPAS.com - Memang banyak faktor yang bisa membuat seseorang terkena kanker. Salah satunya adalah kebiasaan merokok. Para ahli kini mengembangkan sebuah alat tes untuk mengetahui apakah seorang perokok beresiko mengalami kanker paru.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa sel yang diambil dari mulut dan hidung orang yang rentan kanker memiliki reaksi berbeda saat terkena sinar inframerah.

Hasil tes demikian bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kanker dan membuat pemeriksaan CT-Scan  lebih efektif. Jika kanker bisa diketahui sejak awal, hasil akhir pengobatan pun akan lebih baik.

Jika dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, hasil akhir terapi kanker paru memang lebih rendah. Hanya 10 persen pasien yang hidup sampai 5 tahun sejak didiagnosis. Ini terutama karena penyakitnya baru ditemukan di tahap lanjut.

Dengan tes yang baru dikembangkan ini, diharapkan bisa dideteksi siapa saja perokok yang beresiko menderita kanker. Kemudian dokter  bisa melakukan tes lanjutan dengan CT-Scan.

"Visi kami di masa depan adalah perokok bisa melakukan tes ini di dokter umum. Caranya pun mudah, mengambil contoh usapan dari mulut atau hidung lalu contohnya dikirim untuk analisis. Makin dini kanker paru dideteksi, makin bagus hasilnya," kata Sam Janes, peneliti dari University College London.

Pasien yang sudah memiliki tumor paru akan menampakkan ketidaknormalan pada semua sel di paru, mulut, dan hidung. Tanda-tanda ketidaknormalan itu bisa dilihat cukup jelas jika sel itu disinari. Sel akan memantulkan cahaya secara berbeda jika dibandingkan dengan mereka yang tidak ada sel kanker.

"Paparan dari asap tembakau bisa menyebabkan luka pada sel yang akan memicu kanker paru," katanya.

Kanker paru bisa tidur di dalam tubuh selama 20 tahun sebelum ia terpicu dan menjadi bentuk yang agresif. Mutasi genetik yang awal bisa menyebabkan kanker tidak terdeteksi sampai dua dekade. Namun, selama periode ini ada beberapa kelainan gen yang sangat khas yang muncul di beberapa area tumor.

Kanker yang terus membesar bisa menyebabkan beberapa gejala seperti batuk yang sulit disembuhkan, batuk berdarah, dan napas pendek-pendek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com