Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2014, 07:30 WIB

KOMPAS.com - Para perokok tembakau menilai rokok elektronik tidak terlalu menimbulkan kecanduan seperti halnya rokok tradisional.

Meski mereka menghisap rokok elektronik sebanyak rokok biasa, tetapi hampir 1000 mantan perokok tembakau mengatakan, mereka lebih sedikit merasa kecanduan, tidak terlalu merasa impulsif dan uring-uringan ingin merokok.

"Polanya sangat jelas. Nilainya sangat tidak signifikan untuk pengguna rokok elektronik dibanding rokok tembakau. Para pengguna rokok elektronik merasa tidak terlalu kecanduan," kata Jonathan Foulds dari Penn State College of Medicine.

Rokok elektronik terus populer dalam 5 tahun belakangan ini. Rokok yang memakai daya baterai ini mengantarkan nikotin cair dan perasa lain melalui uap yang dihisap. Sebagian orang mengatakan mereka berhenti menghisap tembakau setelah memakai rokok elektronik.

Meski rokok elektronik lebih sedikit mengandung zat penyebab kanker dan zat beracun lainnya dibanding rokok tembakau, namun efek jangka panjang dari rokok ini belum diketahui.

Dalam penelitian mengenai efek rokok elektronik ini, Foulds dan tim melibatkan 3.600 pengguna rokok elektronik mengenai ketergantungan mereka terhadap rokok tembakau dan rokok elektronik.

Para perokok tersebut sebelumnya adalah pengguna rokok biasa namun kini beralih ke rokok elektronik. Mereka mengungkapkan frekuensi merokok mereka masih sama. Dalam sehari mereka menghisap rokok elektronik sekitar 24 kali.

Walau begitu, ternyata tingkat kecanduannya berbeda. Dibanding rokok tembakau, mereka mengatakan menunda lebih lama untuk rokok pertama di pagi hari, rata-rata menunda selama 45 menit setelah bangun tidur.

Sekitar dua dari lima responden sering terbangun di tengah malam untuk merokok, tapi setelah memakai rokok elektronik hanya 7 persen yang meneruskan kebiasaan itu. Sementara itu sepertiga responden memiliki rasa ketagihan berat pada rokok elektronik, sedangkan pada rokok tembakau mencapai 9 dari 10 perokok.

Foulds mengatakan ada beberapa alasan mengapa rokok elektronik tidak terlalu menimbulkan kecanduan. Pertama adalah efek nikotin tidak segera dirasakan otak saat menghisap rokok elektronik. "Kadar nikotin dalam darah lebih tinggi jika kita merokok tembakau," katanya.

Selain itu, jika kita merokok tembakau maka kita harus pergi ke area merokok yang agak jauh. Biasanya seseorang akan menghabiskan sebatang rokok lalu kembali ke ruangan. Sementara itu, karena merokok elektronik bisa dilakukan di ruangan, kebanyakan orang menghisap beberapa kali lalu melanjutkan pekerjaan dan beberapa menit kemudian menghisap satu dua kali.

Saat ini mungkin rokok elektronik tidak terlalu menimbulkan kecanduan, tetapi Foulds mengatakan produsen rokok elektronik kini membuat alat yang lebih kuat dalam mengantarkan nikotin ke dalam darah. Kalau sudah begini, bukan tidak mungkin efek ketagihannya akan sama saja dengan rokok biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com