Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rela Merogoh Kocek Rp 42 Juta untuk Simpan Darah Tali Pusat

Kompas.com - 28/12/2014, 07:51 WIB


KOMPAS.com
- Tren menyimpan darah tali pusat (sel punca) anak banyak dilakukan orang tua, termasuk para orang tua di daerah seperti di Semarang, Jawa Tengah.

Saat anak pertamanya lahir pada 2013, pasangan Irwan Hariyaji (29) dan Dewi Mulyani (27) rela merogoh kocek hingga Rp 42 juta untuk menyimpan darah tali pusat anaknya di Singapura.

Ia memercayakan sel punca anaknya itu pada sebuah perusahaan swasta yang berperan sebagai bank darah tali pusat.

Ketika memutuskan hal itu, Irwan tidak membutuhkan waktu panjang. Sebab, kakak kandung sudah lebih dulu melakukan hal serupa sekitar 2010. Awalnya, ia penasaran apa kegunaan darah tali pusat.

"Lalu, saya pun searching di internet tentang tali pusat dan sel punca. Setelah itu saya tahu bahwa kegunaannya banyak banget," kata pengusaha otomotif di Jalan MT Haryono, Kota Semarang itu ketika ditemui di sebuah pusat perbelanjaan.

Irwan tahu bahwa sel punca bisa digunakan untuk penyakit kronis yang berhubungan dengan darah semisal leukimia atau thalasemia. Penggunaan sel punca pun tidak main-main. Harus ada kecocokan genetika antara pengguna dengan sel punca.

Menyimpan darah tali pusat anak, menurut Irwan, untuk berjaga-jaga jika ada masalah kesehatan dengan sang anak, meski ia tidak berharap hal itu terjadi.

"Saya sendiri berharapnya enggak usah dipakai. Jangan sampai deh," tuturnya.

Istrinya, Dewi Mulyani menambahkan bahwa ia juga memperlakukan sama terhadap darah tali pusat anak keduanya. Tidak hanya darah tali pusat yang dipercayakan untuk disimpan tapi juga membran tali pusat. Meski harus merogoh kocek sama besarnya, namun ia tidak masalah.

Dewi tidak hanya mengeluarkan kocek sekitar Rp 42 juta per anak untuk tahap awal, tetapi juga mengeluarkan uang untuk biaya penyimpanan Rp 2,65 juta per anak per tahun atau 268 dollar Singapura.

Durasi kontrak dengan perusahaan bank tali pusat adalah 21 tahun. Dengan pertimbangan waktu itu merupakan masa dewasa sang anak.

Ia sadar uang yang dipakai untuk menyimpan darah tali pusat berbeda dengan pengeluaran untuk asuransi. Uang yang dikeluarkannya tidak bisa diambil kembali atau diklaim karena murni untuk biaya penyimpanan.

"Kalau dari sisi kesehatan berapapun biaya untuk anak akan kami keluarkan. Untuk insurance saja tidak masalah. Kalau tidak digunakan malah semakin baik," jelas klien dari perusahaan bank darah tali pusat, Cordlife, tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com