Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Bicara Sendiri dan Tertidur Saat Beraktivitas, Gejala Apa?

Kompas.com - 29/12/2014, 17:00 WIB

TANYA:

Ibu saya berusia 56 tahun. Beliau bekerja sebagai guru. Kondisi beliau saat ini seringkali mengantuk, tertidur pada saat melakukan sesuatu. Selain itu beliau juga sering berbicara sendiri. Ketika ditegur oleh Bapak, Ibu bilang tidak bicara apa apa. Gejala ini sudah ada puluhan tahun sejak kami (saya dan saudara saudara saya) masih usia sekolah.
 
Waktu itu Ibu sering tertidur bahkan saat mengajar di kelas, dan terlihat berbicara sendiri tapi tanpa keluar suara. Hanya terlihat komat kamit. Sudah beberapa kali Bapak mengajak Ibu untuk memeriksakan diri, tapi Ibu nggak mau.
 
Menurut Bapak (saya tinggal di Jakarta, Bapak Ibu tinggal di Lombok), belakangan gejala ini semakin menjadi. Ibu berbicara sendiri dengan suara yang cukup keras. Dan lebih sering tertidur. Ini gejala apa ya Dok? Ibu harus kami periksakan kemana? Ke neurolog dulu atau psikiater dulu? Terimakasih.
Iva (33), Jakarta

TANYA:
Ibu Iva yang baik,

Usia ibu Anda sebenarnya belum terlalu tua dan selama ini masih bisa bekerja sebagai guru yang mengartikan bahwa dia masih cukup baik dalam aktifitas sehari-hari. Keluhan sering mengantuk dan sampai tertidur ketika melakukan sesuatu ini perlu ditelusuri lebih jauh, apakah ini termasuk dalam gangguan tidur seperti narkolepsi atau tidak.

Berbicara sendiri tanpa disadari pasien juga ini perlu diperhatikan karena jika memang halusinasi pendengaran biasanya pasien akan mengatakan bahwa dia sedang berbincang atau diajak bicara oleh suara/orang lain yang kedengaran jelas di telinga. Walaupun gejala ini cukup lama dan berlangsung sepertinya tanpa mengganggu terlalu aktifitas ibu Anda saya kira memang tetap perlu melakukan konsultasi.

Saya sarankan untuk awal penapisan (screening) mungkin ibu Anda bisa datang ke neurologi. Ada beberapa tanda gejala yang disampaikan oleh Anda juga bisa ditemui pada pasien-pasien yang mengalami gangguan neurologi.

Sejawat dokter saraf (neurologi) akan bisa menentukan apakah ini termasuk kelainan yang lebih ke organik ataupun yang lebih bersifat fungsional berkaitan dengan gangguan mental. Memang jika tidak melihat pasien langsung sulit bagi saya untuk mengarahkan diagnosisnya ke arah mana tetapi pemeriksaan dengan dokter neurologi saya pikir bisa jadi pintu masuk untuk pemeriksaan selanjutnya. Semoga membantu.
Salam Sehat Jiwa


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com