Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Khawatir Kehilangan Payudara Setelah Operasi Kanker Payudara?

Kompas.com - 14/01/2015, 10:08 WIB
advertorial

Penulis

Kanker payudara telah menjadi suatu momok bagi kaum wanita baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Terutama pasien wanita umur 30-40 tahunan meningkat secara drastis dari tahun ke tahun. Sayangnya kebanyakan dari mereka terlambat berobat dan baru datang ke rumah sakit setelah kanker mencapai stadium lanjut, dimana sel kanker sudah ganas atau bahkan sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Kira-kira 40% dari pasien kanker payudara yang terlambat berobat ini harus menerima kenyataan untuk dipotong salah satu atau kedua payudaranya. Padahal payudara adalah harta, kebanggaan dan daya tarik seorang wanita. Kehilangan payudara bak kehilangan kodrat seorang wanita. Secara psikiologis, wanita tersebut akan menderita stress berat. Untuk mengatasi hal ini, ada pakaian dalam khusus sebagai pengganti payudara, namun pakaian dalam ini cukup berat dan saat musim panas menyebabkan keluarnya banyak keringat sehingga banyak wanita ingin menjalankan alternatif lain yaitu melalui operasi rekonstruksi payudara.

Prosedur ini mengurangi ketidaknyamanan pakaian dalam yang berat dan dapat mengembalikan feminitas seorang wanita. 

Rekostruksi payudara untuk mengembalikan payudara ke bentuk normal harus memperhatikan sisi estetika juga”, kata direktur Klinik Operasi Plastik Wonjin, dokter Park Wonjin. “Untuk mengurangi bekas luka, ada baiknya melakukan sayatan pada bagian yang sama saat mengambil kanker payudara. Selain itu sangatlah penting untuk membuat payudara yang seimbang kanan dan kirinya”, tambahnya.

Ada beberapa metode bedah rekonstruksi payudara di klinik operasi plastik Wonjin

1. Rekonstruksi payudara menggunakan implan
Menggunakan implan yang biasa dipakai pada operasi pembesaran payudara. Biasanya jaringan diekspansi untuk membuat tempat bagi implan. Ekspander jaringan membantu kulit untuk melebar secara perlahan (butuh waktu 2-3 bulan). Sebenarnya ada juga alternatif lain yaitu menggunakan implan double lumen, namun implan ini memiliki efek samping rippling. Meskipun ekspander jaringan membutuhkan waktu yang lama, cara ini dianggap lebih baik dibanding implan double lumen. 

2. Rekonstruksi payudara menggunakan jaringan tubuh sendiri
Jaringan tubuh yang bisa digunakan adalah jaringan pada bagian perut dan punggung. Kelebihannya Anda bisa sekaligus menghilangkan lemak dan kulit yang kendur pada bagian perut. Hasilnya tentu saja lebih alami daripada menggunakan implan.

3. Rekonstruksi areola / puting permanen
Biasanya pada operasi rekonstruksi payudara, puting susu dibuat dengan menggunakan kulit payudara yang telah direkonstruksi. Setelah membuat puting dengan lokasi dan bentuk yang sama persis dengan payudara yang lain, puting diwarnai dengan menggunakan tato.

Operasi rekonstruksi payudara adalah salah satu operasi yang membutuhkan waktu yang lama. Mulai dari mengekspansi kulit, membentuk payudara sampai membentuk puting susu. Kesabaran diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Apabila setelah rekonstruksi payudara, kanker payudara kambuh lagi, berilah jangka waktu sebelum melakukan operasi rekonstruksi payudara lagi. Perlu diingat, rekonstruksi payudara tidak mempengaruhi skrining kanker payudara sama sekali.

Untuk informasi lebih lanjut klik: www.wonjinbeauty.com (Adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com