Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2015, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kemudahan mendapatkan informasi ikut mengubah hubungan pasien dengan dokter. Saat ini pasien cenderung lebih kritis dalam mencari informasi seputar penyakitnya sehingga dokter pun dituntut untuk selalu memperdalam ilmunya.

Selain melalui seminar atau mengikuti kursus, kini para dokter bisa memperbaharui ilmunya melalui saluran televisi khusus bagi para dokter, yakni Forum Dokter Indonesia (FDI) di K-Vision. Saluran televisi ini bersifat tertutup hanya bagi praktisi kedokteran dan kesehatan di Indonesia.

"Dokter di era sekarang di-challenge para pasiennya untuk terus memperdalam ilmunya. Sayangnya tidak mudah bagi dokter untuk ikut seminar atau kongres. Selain tidak bisa meninggalkan pasien, biaya untuk mengikuti pelatihan juga tidak murah," kata Agung Adi Prasetyo, CEO Kompas Gramedia di acara peluncuran saluran FDI di Jakarta, Selasa (20/1/14).

Agung menambahkan, kehadiran saluran FDI ini bisa memperkaya keilmuan para dokter dan praktisi kesehatan. "Diharapkan dokter dapat memperbaharui ilmunya tanpa harus pergi ke mana-mana, cukup menonton tayangan ini," katanya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia, Zaenal Abidin, mengatakan, saluran FDI dibuat tertutup untuk menghindari kesalahpahaman jika ditonton masyarakat umum. "Tidak semua masalah dunia kedokteran perlu diketahui umum. Lagi pula ada hal-hal yang tetap harus dijaga kerahasiaannya, misalnya tentang penyakit pasien. Hal ini juga diatur dalam etika kedokteran dan undang-undang," katanya.

Saluran FDI, menurut Zaenal, bisa menjadi forum ilmiah bagi para dokter, saluran komunikasi kedokteran untuk menjaga dan meningkatkan kompetensinya, serta menjadi wadah bagi para dokter untuk berbagi pengalaman.

"Saluran ini dapat diakses gratis bagi anggota IDI dan praktisi kesehatan yang sudah diotorisasi," katanya.

Usman Soemantri, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementrian Kesehatan, yang mewakili Menteri Kesehatan, menyambut baik saluran FDI ini. "Setiap isi siaran di saluran FDI ini bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah," katanya.

Sementara itu Kepala Badan POM Roy Sparingga yang juga hadir di acara ini berharap agar acara-acara yang ada tidak hanya bersifat kuratif tapi juga bersifat preventif.

Saluran FDI memiliki program ilmiah kedokteran dengan porsi sekitar 80 persen, sementara tayangan dan program umum kesehatan dan kedokteran 20 persen. Beberapa program acara yang telah diproduksi antara lain berita-berita mengenai penemuan terbaru, informasi yang berhubungan dengan dunia kedokteran Indonesia, program dokumenter biografi sosok dokter, hingga klinik mentoring yang menampilkan presentasi seorang dokter terhadap pengetahuan yang dimilikinya secara khusus.

Untuk bisa menyaksikan saluran FDI, K-Vision dan Ikatan Dokter Indonesia secara bertahap akan menyebarkan Set Top Box kepada para anggota IDI dan praktisi kesehatan di seluruh Indonesia. Dengan alat ini tayangan FDI baru bisa diakses.

"Secara bertahap kami akan mendistribusikan STB ini. Diharapkan kelak seluruh dokter di seluruh Indonesia bisa memperdalam ilmunya dari rumah atau tempat prakteknya," kata Zaenal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com