Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Seleksi Embrio Tingkatkan Keberhasilan Bayi tabung

Kompas.com - 21/01/2015, 12:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski perkembangan teknologi kedokteran semakin canggih, namun program in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung masih ada kemungkinan kegagalan. Salah satu faktor penyebab kegagalan program bayi tabung adalah kelainan kromosom pada embrio.

Dokter spesialis kandungan Ivan R.Sini, mengatakan ada beberapa faktor yang berperan dalam kelainan kromosom yakni kondisi sel telur atau sel sperma yang tidak bagus. "Sekitar 70 persen dari sel telur yang diproduksi wanita bersifat aneuploidy atau abnormal. Kondisi ini bisa berdampak pada terjadinya keguguran atau kegagalan bayi tabung," katanya dalam acara konferensi pers Pre-Implantation Genetic Screening (PGS) di RS. Bunda Jakarta, Selasa (20/1/14).

Untuk meningkatkan keberhasilan program bayi tabung, RS.Bunda Jakarta memperkenalkan teknologi PGS atau penapisan genetik sebelum implantasi embrio. Ivan menjelaskan, sebelum ditanamkan ke dalam rahim embrio akan diperiksa untuk memastikan embrio tersebut sehat.

Metode pemilihan embrio yang ada saat ini dilakuakn dengan melihat morfologi atau bentuknya. Namun, kemungkinan implantasinya hanya sekitar 30-40 persen. Selain itu masih ada kemungkinan terjadinya keguguran, kematian bayi, atau kelahiran bayi dengan kelainan kromosom.

Rumah sakit Bunda Medik melalui klinik bayi tabung Morula IVF Indonesia menjalin kerjasama dengan Reproductive Health Science dari Australia untuk mengembangkan teknologi PGS yang pertama di Indonesia.

Dalam hasil penelitian bersifat random yang membandingkan seleksi embrio lewat bentuknya dan pemeriksaan PGS, diketahui program bayi tabung yang menggunakan teknologi PGS memiliki peningkatan angka implantasi sampai 70 persen. "Sehingga dapat menurunkan angka keguguran dan meningkatkan angka kelahiran bayi," kata Ivan.

Ia menambahkan, teknologi PGS terutama direkomendasikan bagi pasangan yang sudah mengalami kegagalan berulang dalam program bayi tabung, keguguran berulang, atau perempuan berusia di atas 35 tahun.

Mengenai biaya, Ivan mengatakan saat ini belum ditetapkan biaya bayi tabung dengan metode PGS. Namun, untuk program bayi tabung secara umum membutuhkan biaya sekitar 50-60 juta rupiah.  (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com