Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2015, 13:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebiasaan hidup sehat bagi guru dan peserta didik akan kembali digiatkan di tingkat sekolah melalui pemberdayaan usaha kesehatan sekolah. Selain memasukkan materi hidup sehat ke dalam intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler, perilaku hidup sehat juga akan dipraktikkan dalam bentuk kantin sehat dan pemberian sarapan atau makanan tambahan.

Itu salah satu poin pembahasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dengan Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (27/1) pagi.

Anies mengatakan, komponen pendidikan dan institusi sekolah berperan sebagai tempat pembelajaran hidup sehat. Sekolah bisa menjadi tempat untuk mengubah perilaku masyarakat. ”Ini baru pembicaraan pembuka tentang program kesehatan di sekolah yang akan ditindaklanjuti pertemuan di tingkat direktorat,” ujarnya.

Asupan di sekolah

Anies menegaskan, program akan diatur agar tidak membebani sekolah. Dulu, ada program makanan tambahan untuk anak sekolah. ”Namun, berhenti pada 2011. Sekarang mau diaktifkan lagi. Banyak anak tidak sarapan ketika mau sekolah, apalagi murid miskin,” ujarnya.

Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek berharap etika berperilaku sehat bisa dipraktikkan masyarakat, termasuk orangtua dan anak-anak. Sehat bukan hanya secara fisik, melainkan juga psikis. ”Guru-guru kami harapkan beretika dan berperilaku sehat agar dicontoh oleh anak-anak sekolah,” ujarnya.

Salah satu poin penting untuk menjaga kesehatan peserta didik, menurut Nila, adalah pentingnya asupan makanan bagi anak selama berada di sekolah. Setiap hari anak berada di sekolah sejak pagi hingga sore hari. ”Anak harus dapat asupan makanan setiap tiga jam sekali. Itu sederhana, tetapi penting,” kata Nila.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengatakan, pembinaan kesehatan di sekolah terintegrasi dalam kurikulum, terutama pendidikan kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi dimulai dari SMP, SMA, dan SMK. ”Untuk anak usia dini dan sekolah dasar, lebih banyak sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya. Program pembinaan kesehatan lain adalah membina kantin sehat, sosialisasi bahaya HIV/AIDS dan narkoba, lomba usaha kesehatan sekolah.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Roy Sparringa mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk program kantin sekolah. Program-program sanitasi, lanjutnya, juga mendapatkan perhatian khusus. (LUK)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com