Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/02/2015, 12:25 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kementerian Perdagangan melalui uji laboratorium menemukan 216.000 koloni bakteri per gram dalam celana impor bekas. Hasil dari uji sampel 25 baju dan celana bekas impor yang diambil dari Pasar Senen, Jakarta, semua pakaian impor itu mengandung berbagai bakteri yang berbahaya bagi kesehatan.

Meski demikian, pakaian bekas ini masih digemari. Padahal, pakaian bekas dapat mengganggu kesehatan kulit. Siapa yang tahu sejumlah pakaian tersebut telah dipakai oleh siapa saja?

Dokter spesialis kulit Ratna Komala Dewi mengatakan, infeksi terhadap kulit dapat diminimalisasi jika mencuci pakaian dengan bersih sebelum digunakan.

“Kalau pakaian bekas harusnya dicuci, direndam menggunakan air panas hingga 100 derajat celsius untuk mematikan kuman dan bakteri,” terang Ratna saat dihubungi, Rabu (4/2/2015).

Selain itu, cucilah dengan sabun dan tambahkan cairan antiseptik. Untuk pakaian berwarna putih, bisa mencucinya dengan ditambah bahan pemutih yang cukup kuat membunuh bakteri hingga jamur.

Kemudian, wadah mencuci pakaian bekas harus dipisah dengan pakaian kotor di rumah Anda. Rendamlah dalam satu wadah dan bilas hingga bersih. Setelah itu, jemur pakaian dan seterika panas juga dapat membunuh bakteri. Sejumlah cara ini bisa mencegah risiko penularan penyakit kulit.

Mencuci pakaian dengan bersih pun juga harus dilakukan jika Anda membelinya di toko pakaian baru. Pakaian baru seperti celana bisa saja tercemar bakteri jika sebelumnya telah dicoba oleh berbagai orang sebelum pembelian.

Sebelumnya Ratna mengatakan, penyakit kulit yang rentan tertular karena menggunakan pakaian bekas adalah jamur. Kulit bisa terasa gatal hingga menimbulkan bercak merah maupun putih seperti panu. Bakteri maupun jamur itu biasanya menumpuk pada bagian lipatan seperti ketiak hingga selangkangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com