Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2015, 16:59 WIB

KOMPAS.com - Prevalensi anak yang menderita alergi terus meningkat beberapa tahun belakangan ini. Penyakit ini kerap diremehkan, padahal alergi bisa menjadi pembuka jalan bagi penyakit imunologi lainnya di masa datang.

Menurut dr.Zakiudin Munasir, Sp.A(K), spesialis alergi imunologi, pencegahan primer yang sederhana dan efektif pada alergi bisa dilakukan dengan memberikan bayi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.

Salah satu tanda bayi mengalami alergi atau laktosa intoleran antara lain kembung, nyeri, sering buang angin, atau diare, atau kemerahan di pipi, setelah mengonsumsi produk susu.

ASI memiliki kandungan nutrisi yang sangat penting bagi sistem imun bayi dan tidak menimbulkan alergi pada bayi. Namun, pada bayi yang karena berbagai sebab tidak mendapatkan ASI namun menderita alergi tentu perlu mendapat perhatian. Terlebih susu merupakan makanan utama bayi.

Salah satu rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, bayi yang menderita alergi susu dan karena indikasi medis tidak bisa mendapatkan ASI disarankan menggunakan susu formula hidrolisat parsial whey dan formula hidrolisat ekstensif kasein.

"Walau pun susu formula tersebut tidak bisa menggantikan manfaat ASI," kata Zakiudin, dalam acara yang digelar oleh Forum Nasional Sadar Alergi di Jakarta beberapa waktu lalu.

Susu formula hidrolisat ekstensif direkomendasikan untuk mencegah terjadinya dermatitis atopik (peradangan kulit) yang merupakan dampak dari alergi. Tetapi jika dibandingkan dengan formula hidrolisat parsial, formula hidrolisat ekstensif jauh lebih mahal daripada formula hidrolisat parsial.

"Selain bermanfaat secara klinis, susu formula hidrolisat parsial whey juga dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak pemerintah, keluarga, asuransi, masyarakat, dan pihak terkait lainnya", jelas Zakiudin.

Selain merekomendasikan susu formula hidrolisat parsial, IDAI juga memberikan rekomendasi baru dalam pemberian soya bagi anak yang menderita alergi.   

“Dulu pemberian soya pada anak dibawah usia 6 buIan memang tidak disarankan karena masih banyak keraguan dalam pemberiannya. Namun  beberapa penelitian menunjukkan pemberian susu soya pada bayi di bawah umur 6 bulan tidak memberikan efek samping apapun. Pemberian ini direkomendasikan dengan tujuan untuk menghemat biaya” jelas Zakinudin.

Ditambahkan oleh Dr.Noroyono Wibowo, Sp.OG, orangtua seharusnya memiliki kesadaran alergi dan penyakit yang berhubungan dengan imunologi sejak ibu memasuki masa kehamilan.

"Dengan demikian, orangtua menjadi lebih waspada dan melakukan pencegahan sejak dini," kata Noroyono dalam acara yang sama. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com