Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2015, 10:21 WIB

TANYA:
Salam sehat. Dok, apakah dampak dari gigi berlubang pada kegiatan rutinitas manusia? Hal ini saya tanyakan karena kemaren saya ikut test kesehatan untuk kerja saya dinyatakan tidak lulus. Setelah saya konsultasi dengan teman teman saya yang sudah lulus di tempat yang saya lamar, disampaikan bahwasanya apabila gigi berlubang itu sudah pasti tidak lulus. Maka dari itu saya meminta petunjuknay dari dokter, beserta saran tentang gigi berlubang. Terima kasih dok.
Trio Satria (21), Padang

JAWAB:
Hai Trio di Padang,

Menarik sekali pertanyaannya.
Gigi berlubang atau karies terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara proses pelepasan mineral dan pengembalian mineral pada gigi. Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya karies, antara lain air liur yang tidak berkualitas, jumlah bakteri yang berlebihan di dalam mulut, kurangnya asupan fluor, dan konsumsi karbohidrat olahan yang berlebihan.

Banyak sekali pengaruh gigi berlubang terhadap kesehatan tubuh, hal ini dimulai ketika lubang pada gigi yang terlampau dalam dan telah menyerang bagian saraf gigi. Infeksi tersebut dapat menyebar sampai ke ujung akar gigi, dan dapat berlanjut ke bagian mata dan kepala.

Penyebaran infeksi akibat gigi yang telah menyebar lebih jauh ke arah atas kepala maupun ke bawah leher merupakan tahap komplikasi lanjutan yang sangat serius. Gejala-gejala yang biasa dialami pada tahap ini antara lain rasa sakit, pembengkakan, sulit buka mulut, dan demam. Perawatannya pun harus segera dilakukan.

Penjalaran infeksi gigi juga dapat mencapai hingga ke saluran pencernaan dan pernapasan. Peradangan tonsil, faring dan paru-paru, serta kelainan pada lambung adalah beberapa contohnya. Gigi berlubang juga berkontribusi dalam menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Bahkan, infeksi yang dihasilkan gigi berlubang dapat menyebabkan kematian.

Penyakit-penyakit yang telah disebutkan di atas sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, dan tentunya akan mempengaruhi kinerja seorang pegawai dalam suatu perusahaan. Ketika gigi berlubang apalagi sudah terlampau dalam, maka rasa nyeri yang tak kunjung hilang, sulit tidur, berbicara dan mengunyah dapat dihadapi oleh seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam melakukan pekerjaan dan kegiatan lainnya.

Beberapa jurnal internasional menyebutkan beberapa kaitan antara gigi berlubang dengan jenis pekerjaan, antara lain pada pilot dan penyelam. Kedua pekerjaan ini rentan menghadapi barodontolgia, yaitu nyeri gigi yang disebabkan oleh perubahan tekanan atmofser, namun rasa ini akan hilang ketika kembali mencapai daerah bertekanan normal.

Barodontolgia terjadi ketika gas pada gigi berlubang yang dalam (telah mencapai ruang saraf dan pembuluh darah) mendesak untuk keluar, namun tekanan diluar gigi menurun akibat perbedaan tekanan atmofser pada saat terbang atau menyelam. Sehingga gas yang mendesak keluar tersebut menekan dan merangsang saraf gigi.

Hal-hal yang menyebabkan barodontolgia antara lain gigi berlubang, pengisian saluran akar gigi yang tidak sempurna, pulpitis kronis akibat penambalan yang tidak sempurna, abses periapeks, kista periodontal, dan gigi retak yang belum dirawat.

Pekerjaan lainnya yang juga dibahas oleh jurnal internasional dalam kaitannya dengan gigi berlubang adalah anggota militer. Gigi berlubang dilaporkan berkontribusi besar terhadap terjadinya sakit kepala yang sangat mengganggu aktivitas pekerjaan para anggota militer di Amerika Serikat.

Jika gigi Anda sudah terlanjur berlubang, maka segera kunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan, penegakan diagnosa, dan penentuan jenis perawatan serta tambalan apa yang tepat. Setelah rongga mulut bebas gigi berlubang, lakukan hal-hal yang baik untuk kesehatan rongga mulut Anda.

Saran  untuk mencegah gigi berlubang dapat Anda baca pada kolom konsultasi tanggal 22 oktober 2012 dengan judul “cara mencegah gigi keropos dan berlubang”.

Demikian Trio, semoga jawabannya dapat bermanfaat. Salam gigi sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com