Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kata Dokter Mata tentang Perdebatan Warna Gaun?

Kompas.com - 03/03/2015, 07:10 WIB

KOMPAS.com - Sebuah foto atau gambar memang bisa memiliki ribuan makna. Tetapi, perdebatan mengenai warna gaun yang belakangan ramai apakah warnanya biru-hitam atau putih-emas membuat banyak pihak ikut bersuara.

Bukan hanya para selebriti Hollywood, tapi juga para pengguna media sosial, ilmuwan, dan para dokter. Mereka terbagi menjadi dua kubu pilihan warna yang berbeda.

Dokter mata dari Wills Eye Hospital di Philadelphia, Julia Haller, sedang menghadiri pertemuan The Macula Society yang diikuti oleh para ahli mata dan peneliti dari seluruh dunia. Tak mau ketinggalan, dalam pertemuan itu secara informal mereka ikut membahas fenomena perbedaan warna gaun tersebut.

"Tak ada satu pun dari kami yang pernah mendengar ini menimbulkan perbedaan besar pada orang-orang," ujarnya. Mereka menyimpulkan dua hal terkait persepsi mata terhadap gaun itu.

1. Gaun itu mengacaukan sel batang dan sel kerucut.
"Ada dua bagian dalam penglihatan. Pertama, yakni cahaya yang berfokus pada retina, dan jaringan saraf mengambil gambar. Sel batang membantu kita di malam hari, dan sel kerucut membantu kita di siang hari.

Pada setiap orang, ada perbedaan tipis di tingkat sel kerucut dalam melihat warna. Salah satu cara ini mungkin terjadi bahwa dalam variabilitas pada tingkat sel kerucut, secara kebetulan acak, gambar ini adalah memperbesar perbedaan itu, sekitar 0,1 persen," jelas Haller.

2. Gaun itu mengacaukan kemampuan otak untuk memproses sebuah gambar secara kontekstual.
Cara kedua yang menimbulkan perbedaan mencolok ini mungkin terjadi ketika informasi dari retina dikirim sepanjang saraf optik menuju otak.

"Apa yang terjadi di otak adalah pengolahan kontekstual. Ini mengapa warna terlihat berbeda pada waktu yang berbeda dalam suatu hari," kata Haller.

"Ada perbedaan cahaya ambient dan interpretasi, sehingga otak akan menyingkirkan hal-hal seperti reflectant dan mengubah sedikit data. Untuk beberapa alasan, foto tertentu dan pencahayaannya mengesampingkan proses normal, lalu memperbesar perbedaan tersebut."

Foto gaun ini jelas memperlihatkan adanya perbedaan pada cara kita menginterpretasikan, baik itu di otak atau mata.

"Setiap jenis persepsi sangat subjektif. Orang tidak akan melihat sesuatu sama setiap waktu, seperti halnya wine akan dirasa berbeda pada tiap orang, atau parfum. Selalu ada perbedaan antar individu pada bagaimana kita menjelaskan sesuatu," katanya.

Lisa Lystad, ahli saraf mata dari Cleveland Clinic's Cole Eye Institute, mengatakan, banyak orang yang belum mengetahui bagaimana mata kita memproses warna.

"Itu adalah kombinasi dari mata dan mekanisme otak, serta jumlah cahaya yang kita lihat. Warna sangat relatif dan kontekstual. Misalnya saja, jika kita memiliki warna aqua, orang lain bisa menyebut itu biru dan yang lain mengatakan hijau," katanya.

Selain itu, menurut dia, ada kombinasi dari cahaya dan berbagai warna alami pada gaun tersebut.

"Gaun itu tak memiliki warna seragam, ada gradasi dan warnanya berbeda di tiap foto. Hitam dan putih adalah kombinasi warna. Kita memakai semua sel kerucut di mata untuk melihat warna hitam, dan semua sel kerucut untuk melihat warna putih," katanya.

Otak kemudian membaca warna berbeda tersebut sebagai sinyal yang berlainan pada tiap individu karena seluruh sel kerucut dipakai bersamaan. (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com