Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2015, 14:06 WIB
Dian Maharani

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemoterapi merupakan salah satu penggobatan utama pasien kanker payudara. Tetapi, tak semua pasien kanker perlu menjalani kemoterapi.

Dokter spesialis bedah onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Walta Gautama mengungkapkan, dalam penelitian terbaru, hanya 30 persen pasien yang perlu kemoterapi.

""Sisanya, 70 persen enggak perlu dikemo karena enggak efektif. Jadi angka kemo untuk kanker payudara berkurang," kata Walta di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Walta menjelaskan, kemoterapi disesuaikan dengan kondisi pasien. Sebab, berdasarkan penelitian, tak semua kemoterapi dapat memberikan efek positif bagi pasien kanker payudara.
  
"Ada yang dikemo jadi membaik, ada yang sama saja atau tidak mengalami perubahan, dan ada yang memburuk," terang Walta.

Menurut Walta, setidaknya ada 9 parameter yang menentukan seseorang perlu kemoterapi. Di antaranya tergantung usia pasien, ukuran tumor, dan tingkat keganasan kanker.

Mereka yang terkena kanker pada usia muda, pertimbangan untuk kemo lebih besar. Kemudian, jika ukuran tumor lebih dari 3-5 cm, maka pasien wajib kemo.

"Selain itu dilihat ada kebocoran enggak, misalnya dari tumornya ada yang masuk ke saluran. Kalau ada bocor, maka pertimbangan kemo. Dilihat juga kelenjar getah bening dan hormonal," terang Walta.

Menurut Walta, faktor risiko kanker payudara kebanyakan karena faktor hormonal. Jika faktor hormonal kuat, maka kemoterapi dinilai tidak akan efektif bagi pasien. Tindakan pengobatan bisa dipilih dengan terapi hormon.

Tak hanya itu, Walta mengatakan bahwa pasien kanker payudara juga tidak selamanya harus kehilangan payudaranya. Jika ditemukan pada stadium awal, ukuran tumor tidak besar, dan terletak jauh dari puting ada kemungkinan tidak perlu operasi pengangkatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com