Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kematian Mendadak, Pentingnya "Check-up" dan Bantuan Hidup Dasar

Kompas.com - 27/03/2015, 11:19 WIB
Dr. Ari F. Syam Sp.Pd

Penulis


KOMPAS.com — Umur, jodoh, dan takdir, semuanya memang di tangan Allah. Manusia hanya berikhtiar dan berusaha untuk menjaga kesehatan. Kepergian mendadak artis Yanni Libels atau Yanni Djunaeidi menjadi pelajaran buat kita semua. Melihat informasi yang didapat dari media, dugaan kuat, penyebab meninggalnya Yanni adalah  serangan jantung.

Memang serangan jantung atau stroke merupakan penyebab utama kematian mendadak karena sakit. Dugaan adanya serangan jantung sebagai penyebab juga didukung adanya riwayat keluhan sesak napas dan nyeri dada terlebih dulu. Sebenarnya, ia sudah diminta oleh istri, rekan, dan sahabatnya untuk kontrol ke dokter, tetapi belum bersedia dan menganggap keluhan tersebut hal yang biasa.

Sesak napas tanpa atau disertai nyeri dada yang berhubungan dengan aktivitas, misalnya setelah naik tangga atau berjalan jauh terasa sesak, harus diduga sebagai gangguan pada jantung.
 
Ini hikmah pertama yang harus menjadi pelajaran buat kita semua. Keluhan yang baru muncul ketika umur kita di atas 40 tahun merupakan suatu tanda ada yang tidak beres di dalam tubuh kita yang perlu evaluasi sesegera mungkin. Bagi orang yang memang tidak ada risiko sakit jantung, mereka dianjurkan untuk check-up setelah berusia di atas 40 tahun. Bahkan, check-up harus dilakukan lebih awal jika kita mempunyai faktor risiko sakit jantung.  

Dengan check-up, kita bisa mendeteksi adanya penyakit atau gangguan kesehatan yang memang hanya bisa ditemukan melalui check-up. Kita juga harus paham, sebenarnya tidak ada proses penyakit yang terjadi tiba-tiba tetapi manifestasi klinisnya bisa tiba-tiba. Hanya, masalahnya, gangguan kesehatan harus diidentifikasi dengan pemeriksaan sehingga check-up merupakan hal penting yang harus rutin dilakukan sehingga kita tidak akan terkejut bila ada kematian mendadak yang terjadi di sekitar kita.
 
Sebenarnya, apa pun gangguannya, termasuk juga gangguan pencernaaan seperti nyeri ulu hati atau kembung (begah) yang baru dirasakan ketika umur kita di atas 40 tahun, juga merupakan keluhan yang harus segera dievaluasi.

Beberapa faktor risiko dari penyakit jantung koroner antara lain berusia lebih dari 40 tahun, kegemukan atau obesitas, merokok, hipertensi, kolesterol tinggi atau hiperkolesterol, hipertrigliserida, penyakit kencing manis atau DM, riwayat  keluarga dengan sakit jantung, kurang olahraga rutin, dan stres.

Kita juga mengetahui bahwa faktor risiko jantung koroner tersebut ada yang bisa kita cegah agar terhindar dari serangan jantung.  

KOMPAS.com/YULIANUS FEBRIARKO Makam Yanni Rusiana Djunaedi atau Yanni Libels di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Yanni meninggal dunia di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Rabu (25/3/2015) pagi karena serangan jantung. Jenazahnya dimakamkan pada Kamis (26/3/2015) pagi.

Hikmah kedua yang bisa ditarik dari peristiwa ini adalah bahwa almarhum Yanni meninggal di Bandara Soekarno-Hatta setelah turun dari pesawat dan berada di toilet. Saya rasa, saat itu ada orang lain yang berada di sekitar Yanni, yang mengetahui bahwa beliau jatuh. Menurut informasi yang didapat di media, ada petugas cleaning service yang berada di dekat beliau.

Sangat penting bagi para petugas bandara, termasuk para petugas kebersihan, untuk dilatih secara rutin mengenai bantuan hidup dasar (BHD) atau basic life support atau resusitasi jantung paru (RJP) karena bisa saja sewaktu-waktu ada penumpang pesawat yang tiba-tiba jatuh karena serangan jantung. Dalam hal ini, paling tidak, bantuan hidup dasar bisa diberikan untuk menolong korban yang jatuh tersebut.  

Masalahnya, masyarakat kita tidak terlatih untuk melakukan bantuan hidup dasar. Terlebih lagi, saya melihat sudah tersedia alat kejut jantung atau automated external defibrillator (AED) di beberapa tempat di Bandara Soekarno-Hatta. Rasanya, sudah ada juga petugas nonmedis yang dilatih untuk menggunakan alat tersebut. Latihan bantuan hidup dasar semestinya meliputi semua orang yang bekerja di bandara tersebut, termasuk para petugas cleaning service.

Pelatihan ini pun harus rutin dilakukan setiap 2 tahun sekali karena memang ada program bantuan hidup dasar yang dapat diberikan oleh awam. Berbagai organisasi profesi kedokteran, termasuk institusi pendidikan dan rumah sakit besar, biasanya mempunyai program pelatihan bantuan hidup dasar untuk masyarakat umum.

Sekali lagi, umur memang rahasia Allah. Kita manusia hanya bisa berusaha untuk hidup sehat. Check-up jika telah berumur di atas 40 tahun, atau jika dengan faktor risiko, lakukan check-up lebih awal. Segera berobat ke dokter jika ada keluhan yang terjadi, terutama sesak napas setelah beraktivitas.

Masyarakat umum, terutama yang bekerja di tempat-tempat keramaian, seperti bandara atau mal, harus dilatih untuk memberikan bantuan hidup dasar agar bisa memberikan pertolongan awal jika menjumpai seseorang yang jatuh dan tidak sadarkan diri.

Salam sehat,
dr Ari Fahrial Syam, SpPD
Praktisi kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com