Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Merokok Bisa Bangkitkan Kuman TB yang "Tidur"

Kompas.com - 01/04/2015, 12:29 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com
 — Banyak orang yang sudah tertular kuman tuberkulosis (TB), tetapi tidak sakit. Hal itu terjadi karena kuman TB hanya "tidur" di dalam tubuh atau dikenal dengan TB laten. Jika daya tahan tubuh seseorang menurun, kuman TB dapat bangkit sehingga membuat seseorang sakit TB.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, salah satu hal yang bisa membangkitkan kuman TB adalah merokok.

"Sebanyak 20 persen TB berhubungan dengan rokok. Perokok dua sampai tiga kali lebih sering sakit kalau sudah TB laten. Menurut penelitian, orang perokok TB jadi lebih sering kambuh," kata Tjandra beberapa waktu lalu di Jakarta.

Guru Besar Ilmu Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, perokok pun lebih rentan tertular TB. Ia menjelaskan, racun-racun dalam asap rokok dapat merusak paru-paru manusia dan menurunkan daya tahan tubuh. Akibatnya, tubuh tak dapat menangkal kuman TB dan mengaktifkan kuman TB laten.

Pasien TB pun harus berhenti merokok. Jika tidak, TB akan sulit disembuhkan atau menjadi penyakit yang lebih parah.

"Kalau merokok, pengobatannya jadi lebih lama. Jika setelah sembuh lalu kembali merokok, ya bisa kambuh lagi," ujar Tjandra.

Menurut Tjandra, masalah rokok penting ditanyakan kepada pasien TB. Dokter harus menanyakan apakah pasien TB memiliki kebiasaan merokok. Dokter kemudian akan meminta pasien untuk berhenti merokok. 

Bahkan, dokter bisa membantu pasien melakukan langkah-langkah untuk berhenti merokok. Setelah sembuh, pasien TB perokok pun sebaiknya dikontrol agar tidak kembali merokok.

Untuk mengobati penyakit ini, pasien TB harus rutin minum obat selama 6 bulan. Jika tidak patuh minum obat atau berhenti di tengah jalan, pasien bisa menjadi kebal dengan obat atau multidrug resistance (MDR) TB. Pengobatan akan menjadi lebih lama, yakni 1,5 hingga 2 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com