Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahayanya jika Konsumsi Es Batu Tercemar Bakteri

Kompas.com - 01/04/2015, 19:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Baru-baru ini kepolisian menggerebek sebuah pabrik es batu di Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur. Es batu produksi pabrik itu diketahui menggunakan air Kalimalang. Satu orang warga Setiabudi, Jakarta Selatan, pun disinyalir mengalami keracunan setelah mengonsumsi es batu tersebut.

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Agustin mengatakan, es batu memang bahan campuran makanan maupun minuman yang mudah terkontaminasi bakteri.

"Es batu juga rentan sebagai penular penyakit. Jika sumber air tidak aman, es batu bisa mengandung bakteri E. coli dan Salmonella," kata Agustin dalam Diskusi Keamanan Pangan di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (1/4/2015).

Bakteri tersebut rupanya tidak mati pada suhu yang rendah. Jika konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut, lanjut Agustin, dapat menyebabkan masyarakat terkena diare dan tipus. Bahkan, menurut Agustin, kontaminasi bakteri tersebut dapat menyebabkan pendarahan.

"Bakteri E. coli bisa menyebabkan pendarahan seperti jenis entero humoragik. Ini bisa berakibat sangat fatal, seperti kencing berdarah," terangnya.

Untuk itu, sangat penting mengetahui sumber air yang digunakan untuk membuat es batu agar aman dikonsumsi.

Agustin menyarankan masyarakat lebih pandai memilih atau berhati-hati dalam mengonsumsi makanan maupun minuman. Menurut dia, untuk menghindari terinfeksi bakteri, lebih baik mengonsumsi minuman dari lemari pendingin daripada menggunakan es batu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com