Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2015, 08:10 WIB

KOMPAS.com — Hidung ternyata bukan hanya panca-indera yang memiliki kemampuan penciuman hebat. Bagian tubuh ini tidak hanya mampu mengenali lebih dari 10.000 aroma, tetapi juga bisa memberi sedikit informasi mengenai keadaan yang terjadi dalam tubuh.

Lewat lendir atau ingus yang keluar dari dalam hidung, yakni dengan mengenali perbedaan warna dan teksturnya, kita bisa mengidentifikasi suatu gejala atau kondisi yang lebih serius, seperti infeksi sinus akibat jamur dalam tubuh.

Berikut beberapa macam warna lendir hidung yang bisa memberikan gambaran mengenai kondisi tubuh Anda.   

Bening
Jika lendir hidung Anda bertekstur tipis dan bening, berarti Anda dalam kondisi sehat. Setiap hari, rata-rata kita mengeluarkan cairan hidung sekitar empat cangkir untuk menjaga agar lapisan hidung tetap lembab dan menangkap partikel, seperti jamur, virus, bakteri, dan polutan.

Untuk menjaga agar kondisi lendir tetap terjaga dan sehat, penting untuk menjaga kelembabannya dan tetap terhidrasi. Selain di hidung, Anda juga memiliki jaringan penghasil lendir yang terdapat di tenggorokan dan mulut. Cegah terjadinya kekeringan dengan cukup minum air.

Putih
Jika lendir hidung Anda mulai menunjukkan perubahan warna menjadi agak putih, hal ini dapat menunjukkan bahwa Anda sedang menderita flu, alergi, atau bahkan dehidrasi.
"Hal ini terjadi ketika sel-sel rambut hidung terluka karena peradangan sehingga menjadikannya agak sedikit melambat, lalu kehilangan kelembaban, dan akhirnya menjadi putih," Kata Scott Stringer, ahli THT dari Universitas Mississippi.

Buang cairan secara perlahan dan semprotkan cairan saline ke dalam hidung untuk membantu melembabkan hidung dan mengeluarkan partikel yang mengganggu.

Kuning atau hijau
Kita tak selalu bisa menilai dari warna cairan ingus. Berbeda dengan yang dipercaya banyak orang, ingus berwarna hijau tak selalu menandakan adanya infeksi bakteri atau warna kuning berarti virus.

"Perubahan warna yang terjadi bergantung pada seberapa banyak lendir di dalam hidung serta berapa banyak peradangan yang muncul." Kedua warna ini menunjukkan bahwa Anda sedang sakit dan sistem kekebalan tubuh sedang mencoba untuk melawan penyakit yang terdapat dalam tubuh.

Warna ingus yang dihasilkan juga berasal dari sejumlah besar sel darah putih yang terus berupaya untuk melawan serangan penyakit yang mengancam. Ketika penyakit tersebut mati, maka akan meninggalkan enzim berwarna hijau yang terlihat dalam lendir.

Sangat lengket
Lendir yang berwarna sedikit lebih gelap dari warna kuning pada selai kacang biasanya menunjukkan adanya sinusitis jamur atau infeksi yang diakibatkan oleh spora jamur yang terjebak dalam hidung.

"Jika terus terjadi, hal ini akan menyebabkannya turun menuju tenggorokan. Namun, jika Anda memiliki alergi, kontaminasi jamur tersebut akan terus menempel dan menyebabkan pembengkakan di hidung," kata Stringer. Jika kondisi ini terjadi, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter.

Merah atau pink
Warna merah yang terdapat pada lendir hidung Anda berasal dari darah yang keluar akibat pembuluh darah yang rusak. Pembuluh darah ini terletak sangat dekat dengan permukaan pada bagian dalam hidung.

Ketika Anda mengalami benturan yang begitu keras atau lapisan dalam hidung yang terlalu kering, hal ini akan mengakibatkan pembuluh darah tersebut pecah.

Hitam
Jika lendir hidung Anda berwarna sangat gelap, hal tersebut dapat menandakan bahwa Anda terlalu sering menghirup polutan atau asap. Namun, bisa juga hal ini menandakan adanya infeksi sinus kronis atau jamur. "Jamur senang menetap pada jaringan mati dan jika jaringan mati terus menumpuk, kondisi inilah yang sangat disukai oleh jamur," kata Stringer. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com