Para periset menjumpai bahwa otot leher dan bahu pada orang dengan ketegangan sakit kepala (tension headache) 26 persen lebih lemah dibandingkan yang tidak mengalami sakit kepala tersebut. Pada mereka juga dijumpai ketidakseimbangan kekuatan di antara sekumpulan otot yang berfungsi untuk menahan kepala tetap tegak.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kekuatan dan kelemahan otot dihubungkan dengan ketegangan sakit kepala. Demikian dituliskan Bjarne H. Madsen, penulis utama studi terbaru ini dan koleganya dalam jurnal Cephalgia.
Mereka dengan tension headache ini merasa seperti ada tali yang dililitkan secara kencang di kepala. Meski tidak terlalu nyeri seperti yang dirasakan pada sakit kepala kluster ataupun migrain yang cenderung menyerang satu sisi kepala.
Sakit kepala kluster kerap dibarengi dengan sinus atau hidung meler, sementara migrain dapat menimbulkan nyeri sedang hingga berat, terasa berdenyut serta kadangkala diiringi mual dan atau muntah plus sensitif terhadap cahaya dan suara.
Studi terbaru membandingkan antara 60 orang dewasa dengan ketegangan sakit kepala terhadap 30 individu sehat. Pasien tersebut pernah mengalami sakit kepala selama 8 hari atau lebih dari 30 hari dengan migrain tidak lebih dari tiga kali.
Oleh para periset, otot ekstensor leher partisipan dites saat kepala mereka bersandar. Sementara otot fleksor leher dites ketika mereka menekuk kepala ke depan. Kekuatan dari otot trapezius yang berada di leher belakang hingga bahu juga dites.
Mereka yang sehat dalam studi ini memiliki ekstensi otot 26 persen lebih kuat dibandingkan dengan yang mengalami tension headache. Rasio kekuatan otot ekstensi dan fleksor pun 12 persen lebih besar pada kelompok pembanding yang sehat.
Madsen, fisioterapis di Danish Headache Center, Glostrup, mencatat bahwa ketika otot ekstensor leher lebih lemah, otot fleksor lebih kuat. Kondisi ini bisa dikarenakan mereka kerap menjulurkan kepala ke depan.
Studi terdahulu, lanjut Madsen yang juga mahasiswa doktor di University of Southern Denmark, menjumpai bahwa postur kepala yang condong ke depan dengan eksteni leher yang lebih lemah bisa berkontribusi terhadap ketegangan sakit kepala.
"Ini termasuk penggunaan komputer, laptop, dan tablet yang telah meningkat pemakaiannya di tahun-tahun terakhir yang juga menambah waktu duduk dengan postur kepala yang lebih menjulur ke depan," imbuhnya. Latihan penguatan bahu, pada penelitian sebelumnya seperti dikatakan Madsen dapat membantu mengurangi nyeri leher.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.