Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2015, 16:07 WIB
Dian Maharani

Penulis


SLEMAN, KOMPAS.com — Presiden RI Joko Widodo mengingatkan semua pemegang Kartu Indonesia Sehat untuk mengikuti sistem rujukan berjenjang ketika ingin berobat. Jokowi mengatakan, jika hanya sakit ringan, pengobatan pasien harus dimulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas dan klinik.

"Kalau sakit hanya flu, batuk, jangan langsung ke rumah sakit (RS), tetapi ke puskesmas. Kalau batuk, berobat lalu sembuh, ya sudah. Kalau enggak sembuh-sembuh, kena paru-paru, dibawa ke rumah sakit," papar Jokowi dalam acara pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Balai Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Senin (4/5/2015).

Menurut Jokowi, jika semua pasien sakit ringan ditangani di rumah sakit, maka hal itu akan membuat antrean panjang. Pasien lain yang ingin berobat dengan penyakit berat dikhawatirkan tidak dapat ditangani dengan cepat.

Jokowi juga menegaskan bahwa pencegahan penyakit lebih baik daripada mengobati. Namun, jika tiba-tiba sakit, warga bisa menggunakan KIS untuk bisa berobat secara gratis. Jokowi juga meminta warga segera melapor jika ada pihak rumah sakit yang tidak mau melayani pemegang KIS dengan baik.

Pada hari ini, Jokowi membagikan KIS kepada 1.646 peserta penerima bantuan iuran (PBI) di Klaten, Jawa Tengah, dan 4.414 PBI di Sleman. Selain KIS, Jokowi juga membagikan KIP, dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Ini merupakan pembagian KIS tahap kedua sejak diluncurkan pada 3 November 2014 lalu. KIS telah didistribusikan sebanyak lebih dari 4 juta kartu atau 4.426.010 kartu kepada peserta PBI yang tersebar di 18 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pada tahun 2015, BPJS Kesehatan bersama Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan menargetkan pendistribusian KIS sebanyak 81.973.990 kartu untuk segmen peserta PBI secara bertahap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com