Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Buah dan Sayur Makin Mahal, Ancaman Kegemukan Makin Tinggi

Kompas.com - 13/05/2015, 13:56 WIB

Oleh: Subur Tjahjono

Makanan sehat kini menjadi barang mahal di sejumlah negara dengan pasar maju. Harga buah-buahan dan sayur-mayur di negara-negara itu cenderung naik, sedangkan harga makanan tidak sehat, yang mengandung lemak dan gula tinggi, cenderung semakin murah. Dampaknya adalah ancaman kegemukan penduduk yang makin tinggi.

Hal tersebut terungkap dari hasil studi lembaga penelitian Overseas Development Institute, Inggris, yang dipublikasikan kantor berita Reuters, Senin (11/5). "Pemerintah seharusnya mulai menggunakan pajak dan subsidi untuk mendorong masyarakat mengonsumsi makanan yang lebih sehat," kata Steve Wiggins, ahli ekonomi pertanian, yang memimpin studi ini.

Peneliti lembaga tersebut meneliti harga makanan di empat negara dengan pasar maju, yaitu Brasil, Tiongkok, Korea Selatan, dan Meksiko. Studi berjudul "Peningkatan Harga Makanan Sehat" ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan di negara-negara dengan pasar maju.

Hasil studi menunjukkan, harga buah-buahan dan sayur-mayur di negara-negara yang diteliti naik 91 persen dalam kurun waktu 1990-2012. Sementara harga daging olahan siap makan turun 20 persen dalam kurun waktu yang sama.

Perubahan harga ini berkontribusi pada peningkatan kegemukan orang-orang di negara berkembang yang mulai menyerupai peningkatan lingkar pinggang orang-orang di negara-negara kaya. Prevalensi atau angka kejadian kelebihan berat badan di Brasil meningkat dua kali lipat sejak 1980-an. Sejak tahun itu, keripik, minuman berkadar gula tinggi, dan kudapan berkalori tinggi dengan harga murah populer di Brasil.

Di Tiongkok, harga sayuran hijau naik dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir ketika kegemukan meningkat pula di negeri tersebut.

Dari empat negara yang diteliti itu, Meksiko punya masalah serius dalam hal konsumsi makanan tidak sehat. Dua pertiga penduduk Brasil kegemukan atau kelebihan berat badan.

"Komposisi (kegemukan dan kelebihan berat badan)-nya sama dengan Inggris," ujar Wiggins. Penduduk Brasil berjumlah 184 juta orang sehingga ada 61 juta lebih penduduk Brasil kegemukan atau kelebihan berat badan.

Dampaknya adalah epidemi atau meluasnya kasus penyakit kencing manis atau diabetes melitus tipe 2 yang diderita penduduk Brasil. Dalam penyakit kencing manis dikenal dua tipe, yaitu diabetes melitus tipe 1 karena bawaan lahir dan diabetes melitus tipe 2 karena perubahan gaya hidup dalam mengonsumsi makanan. Penduduk yang kegemukan punya risiko lebih besar untuk terkena kencing manis.

"Pemerintah Meksiko telah memberlakukan pajak pada minuman berkadar gula tinggi," ujar Wiggins.

Para peneliti belum dapat menjelaskan mengapa harga buah-buahan dan sayur-mayur meningkat, tetapi mereka menemukan jawaban mengapa harga makanan tidak sehat makin rendah. Penyebabnya adalah industri makanan berskala konglomerasi tersebut makin efisien dalam menyiapkan bahan baku dan mengubahnya menjadi makanan.

"Makanan yang diproduksi itu makin enak, tetapi mengandung lemak, kalori, gula, dan garam yang tinggi," katanya.

Indonesia terancam

Meskipun penelitian dilakukan terhadap empat negara, hasilnya dapat menjadi potret di negara-negara dengan pasar maju lain. Menurut Dana Moneter Internasional, ada 26 negara dengan pasar maju, termasuk Indonesia. Dengan demikian, studi tersebut juga dapat menjadi rujukan bagi Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com