Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2015, 21:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain minyak zaitun, ada minyak kanola yang tak kalah sehat. Minyak kanola termasuk salah satu minyak terbaik untuk kesehatan. Terbuat dari biji bunga kanola yang rendah lemak jenuh dan mengandung Omega 3.

Komposisi asam lemaknya mirip minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Mengandung asam lemak tak jenuh yang baik bagi tubuh sebanyak 94% dan sisanya sekitar 6% adalah asam lemak jenuh yang tak baik bagi kesehatan tubuh. Kandungan asam lemak tak jenuh, bisa membantu mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.

Tak hanya itu, jika dibandingkan dengan minyak lainnya, minyak kanola mengandung omega 3 lebih tinggi dan asam lemak Alpha-Linolenic Acid (ALA).  Kandungan ALA ini perlu dikonsumsi, karena tubuh tak bisa menghasilkannya. Sama seperti minyak lainnya, minyak kanola ini bisa digunakan untuk menggoreng, menumis, ataupun untuk salad dressing.

Menurut Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK, keberadaan minyak pada masakan memang mampu memberikan cita rasa yang sedap. Mendengar kata minyak juga biasanya akan terbayang kata-kata : gemuk, tidak sehat, dan tinggi kalori. Namun, bukan berarti kita harus menghindarinya, karena tubuh tetap membutuhkan lemak dari makanan untuk membantu kerja tubuh lebih baik, misal untuk cadangan energi dan membantu penyerapan vitamin A, D, E, K. Karena itulah, diperlukan pemilihan minyak yang tinggi lemak tak jenuh yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.

“Melihat begitu buruknya efek timbunan lemak jenuh dalam tubuh, pemerintah pun ambil andil mengeluarkan peraturan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2013, batasan konsumsi minyak maksimal hanya 67 gram atau setara 5 sendok makan. Di sisi lain, BPOM juga menetapkan semua makanan  kemasan harus menyantumkan jumlah kandungan garam, gula, dan minyak,” tambah dr. Fiastuti dalam acara The Launching of Tropicana Slim Canola Oil di Locanda, Jakarta (13/5)

Pasalnya, konsumsi minyak dengan lemak jenuh tinggi bukan hanya dapat meningkatkan kadar kolesterol pemicu penyakit jantung, tapi juga meningkatkan risiko penyakit keganasan, diantaranya penyakit kanker usus, kanker nasofaring, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com