Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2015, 14:00 WIB

KOMPAS.com - Berbagai tayangan iklan makanan, khususnya yang masuk kategori junk food, ternyata lebih mudah memperdaya otak orang bertubuh gemuk.

Hasil penelitian membuktikan bahwa iklan komersial di televisi akan merangsang kebiasaan makan yang tidak sehat. Iklan tersebut terutama akan memengaruhi bagian otak yang mengontrol kesenangan, rasa, dan juga mulut.

Dalam pemindaian otak terhadap anak-anak bertubuh gemuk ditemukan, saat mereka melihat iklan burger, pizza, atau donat, otak anak-anak ini lebih aktif.

Para relawan dalam penelitian ini adalah anak-anak berusia 12-16 tahun yang berat badannya tergolong gemuk. Otak mereka dipindai saat menyaksikan dua lusin iklan junk food dan iklan non-makanan.

Hasilnya, bagian otak mereka yang terkait dengan pusat perhatian dan fokus, serta memproses ganjaran (reward) akan lebih aktif saat melihat iklan makanan dibandingkan dengan non-makanan.

Bukan hanya itu, anak-anak yang lemak tubuhnya lebih besar juga memiliki aktivitas otak terkait rasa kesenagan dan ganjaran yang paling aktif. Namun yang paling mengejutkan adalah, iklan makanan juga mengaktifkan bagian otak yang mengontrol mulut kita. Bagian otak ini adalah area paling besar dari sistem sensori.

Anak-anak di Amerika Serikat rata-rata melihat 13 iklan makanan setiap harinya. Studi sebelumnya juga menemukan kaitan kuat antara durasi menonton televisi saat usia anak-anak dengan risiko kegemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com