Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2015, 10:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Tinggal di di kota dengan kadar polusi lalu lintas tinggi, pasti akan menghirup polusi udara intensif. Namun,studi terbaru membuktikan efek berbahaya polusi menghilang pada bayi yang mendapat ASI selama empat bulan pertamanya.

Studi itu dilakukan oleh peneliti UPV/EHU Aitana Lertxundi. Ia menemukan efek berbahaya zat partikel polusi PM2.5 dan nitrogen dioksida (NO2) menghilang pada bayi yang diberi ASI, selama empat bulan pertama kehidupannya. Menurut hasil penelitian itu, pemberian ASI berperan penting melindungi tubuh dari keberadaan zat penyebab polusi udara tersebut.


Aitana Lertxundi melakukan risetnya dalam sebuah program yang dipimpin Jesus Ibarluzea dari Departemen Kesehatan Pemerintahan Basque Autonomous Community. Tujuan penelitian itu adalah, mengukur paparan polusi lingkungan selama kehamilan yang memengaruhi kesehatan. Sekaligus juga meneliti peran pola makan dalam perkembangan fisik dan neurobehavioral pada anak-anak. Penelitian Lertxundi memfokuskan diri pada reperkusi perkembangan motor dan mental selama tahun pertama kehidupan, yang disebabkan paparan polusi udara PM2.5 dan NO2.

Belum pernah ada sebelumnya, evaluasi bermakna terhadap efek partikel polusi (PM2.5) terhadap perkembangan kapasitas motor dan NO2 terhadap perkembangan mental di antara fase pra kelahiran sampai bayi berusia 15 bulan. Penelitian itu terus dilangsungkan sejak dimulai pada 2006.

"Dalam fase janin, sistem saraf pusat dibentuk dan kekurangan mekanisme detoksifikasi untuk menghilangkan racun yang terkumpul dalam tubuh," ungkap Lertxundi.

Partikel PM2.5 berukuran kurang dari 2,5 micra, empat kali lipat lebih kecil dari sehelai rambut dan melayang di udara. Karena sangat kecil, partikel itu mudah masuk ke tubuh. Ukuran sangat kecil pula yang menyebabkan partikel itu menyebar jauh dari sumber penyebaran awal.

Komposisi partikel beracun terhadap saraf ini, bergantung sumber emisinya. Area yang diteliti studi ini, memiliki keberadaan partikel neurotoksik yang terdiri dari timbal, arsenik, dan mangan dari aktivitas industri dan lalu lintas. Sebagai perbandingan, tempat yang menjadi sumber utama polusi dari kendaraan, konsentrasinya lebih rendah.

Satu hasil dari penelitian tersebut adalah, keberadaan hubungan terbalik yang sudah terdeteksi antara paparan partikel polusi dan perkembangan motorik bayi. Analisis data juga menunjukkan partikel PM2.5 dan NO2 memberikan dampak berbahaya pada bayi yang tak mendapat ASI paling tidak selama empat bulan pertama kehidupannya.

Monitoring penelitian dimulai pada 2006, ketika para ibu sedang hamil dan masih berlanjut hingga sekarang ketika si anak berusia delapan. Sampel yang diambil dari 638 wanita hamil dan bayinya ketika mereka berusia 15 bulan telah dianalisa. Sampel tersebut adalah penduduk Goierri-Alto dan lembah Medio Urola, bagian propinsi Gipuzkoa tempat berlangsungnya aktivitas industri berat yang berhubungan dengan daerah pemukiman lewat jalan tol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com