Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2015, 15:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Perempuan rentan menderita infeksi saluran kemih. Sebab, secara anatomi, uretra atau saluran kemih perempuan lebih pendek daripada laki-laki sehingga bakteri mudah masuk ke saluran kemih. Untuk itu, kebersihan area kelamin perlu dijaga.

Kebiasaan kurang minum air putih dan kerap menahan kencing juga turut memicu infeksi saluran kemih (ISK). Jika tak ditangani sejak dini, hal itu bisa mengganggu kerja ginjal.

ISK merupakan infeksi yang terjadi pada saluran kemih dan kandung kemih. Infeksi itu ditandai dengan rasa nyeri atau perih saat buang air kecil, rasa selalu ingin buang air kecil, serta warna urine keruh, bau menyengat, dan terkadang bercampur darah.

"Dari total pasien yang bermasalah dengan saluran kencing yang kami tangani, lebih dari 60 persen adalah perempuan," kata dokter spesialis urologi Rumah Sakit Gading Pluit Taufan Tenggara seusai seminar "Serba-serbi Masalah Buang Air Kecil", akhir pekan lalu, di Jakarta.

Pada perempuan, saluran kemih amat dekat dengan rektum (anus), jaraknya hanya 3-4 sentimeter (cm). Jadi, saat membilas anus seusai buang air besar, bakteri Escherichia coli bisa masuk ke uretra. Bakteri itu mengakibatkan infeksi saluran kemih.

Perempuan juga kerap menahan kencing, terutama saat bepergian jauh. Biasanya, perempuan memilih menunda daripada kencing di sembarang tempat. Itu berbeda dengan pria yang lebih mudah mencari lokasi untuk buang air kecil.

"Buang air kecil sembarangan tak baik, tetapi lebih tidak baik untuk kesehatan kalau ditunda. Di negara-negara maju, di tempat umum disediakan kamar kecil," kata Taufan.

Air kencing yang ditahan akan naik kembali ke ginjal. Padahal, air kencing yang mengandung bakteri membahayakan kesehatan ginjal. Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat tak menunda membuang air kecil.

Kurang minum juga mengakibatkan ISK karena bakteri yang ada dalam kandung kemih tak bisa didorong keluar dengan sempurna. Akibatnya, bakteri menumpuk dan akhirnya mengkristal jadi batu kemih. "Kebutuhan air bagi tubuh ialah berat badan kali 40 cc," kata Taufan.

Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Gading Pluit Ichsan Kurnia mengingatkan agar gangguan buang air kecil tak dianggap remeh. Sebab, itu bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama menghambat produktivitas kerja. "Penerapan pola hidup sehat mencegah infeksi saluran kemih," katanya.

Batu ginjal

Batu kemih atau kerap disebut batu ginjal terbentuk dari endapan kristal urine. Batu ginjal berukuran sebesar pasir hingga buah anggur. "Batu ginjal berukuran lebih besar daripada saluran kemih akan menahan air kencing," kata Taufan.

Batu ginjal bisa diatasi dengan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) dan Ureter Sistoscopy (URS). Menurut Taufan, ESWL adalah tindakan memecah batu dari luar tubuh memakai gelombang kejut. Sementara dengan URS, batu dipecahkan dengan laser yang dimasukkan ke dalam saluran kemih. Batu yang sudah dipecahkan akan keluar bersama urine. (B04)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com