Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2015, 18:19 WIB

KOMPAS.com - Sejatinya, serangan jantung lebih banyak terjadi pada pria berusia di atas 45 tahun, namun kini tak sedikit pria muda yang mengalaminya. Begitu sering kita mendengar cerita ada teman atau keluarga yang masih muda namun sudah terkena serangan jantung.

Serangan jantung dan stroke terutama disebabkan oleh aterosklerosis (penumpukan lemak) pada dinding arteri pembuluh darah yang menyuplai jantung dan otak.

Deposit lemak yang bertumpuk menyebabkan terbentuknya lesi yang lama kelamaan akan membesar dan menebal sehingga mempersempit arteri dan menghambat aliran darah.

"Proses penumpukan lemak ini sudah bisa dimulai sejak seseorang berusia 10 tahun. Penyebabnya bisa karena faktor keturunan atau pola makan tidak sehat," kata Prof.Harmani Kalim, spesialis jantung dan pembuluh darah, dalam acara temu media yang diadakan oleh Soho Global Health di Jakarta beberapa waktu lalu.

Penyempitan pembuluh darah memang akan lebih mudah dialami seiring bertambahnya usia. Namun, serangan jantung banyak dipengaruhi faktor risiko.

Dalam studi yang dilakukan di 52 negara diketahui ada beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai, antara lain kebiasaan merokok, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi, serta obesitas.

"Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, makin tinggi risikonya terkena serangan jantung," kata Harmani.

Untuk itu Harmani menyarankan agar sejak muda kita sudah mengetahui batasan normal dari faktor-faktor risiko tersebut. Misalnya, menjaga agar kadar kolesterol, gula darah, tekanan darah atau berat badan tetap normal.

Menerapkan gaya hidup sehat dapat memperlambat bertumpuknya endapan lemak dalam pembuluh darah.

"Tidak ada orang yang kebal serangan jantung, tapi kita bisa mengurangi risikonya," kata dokter dari RS Mitra Internasional ini.

Pada orang yang sudah memiliki faktor risiko, misalnya memiliki hipertensi atau diabetes melitus, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com