Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2015, 10:01 WIB

KOMPAS.com - Penggunaan lemak trans dalam makanan olahan sudah diketahui berbahaya bagi kesehatan jangka panjang. Pemerintah Amerika Serikat melalui Food and Drug Administration (FDA) belum lama ini meminta industri makanan untuk menghilangkan lemak trans dari produknya.

Lemak trans adalah lemak dari proses hidrogenasi sebagian yang menjadi padat. Lemak trans berhubungan dengan meningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh. Lemak ini bahkan disebut sebagai ancaman bagi kesehatan masyarakat.

FDA menyebutkan, walau tanpa memakai lemak trans konsumen tidak akan menyadari perbedaan rasa pada makanan favorit mereka. Malah, pelarangan lemak trans ini bisa menurunkan jumlah kasus penyakit jantung dan mencegah serangan jantung fatal setiap tahunnya.

Makanan olahan yang mengandung lemak trans sebenarnya sangat banyak, mulai dari pizza beku, biskuit, microwave pop corn, krimer kopi, margarin, dan masih banyak lagi. Lemak trans memang akan meningkatkan tekstur, rasa dan ketahanan makanan. Lemak trans juga sebelumnya banyak dipakai di restoran untuk menggoreng.

Pelarangan lemak trans sebenarnya dimulai secara bertahap. Tahun 2006, FDA mulai mewajibkan pencantuman lemak trans dalam kemasan makanan.

Lalu di tahun 2013, FDA mencabut kategori lemak trans sebagai bahan pangan yang berstatus "generally recognized as safe". Namun mulai (16/5/15), FDA menyebut memberi batasan waktu 3 tahun bagi industri makanan untuk mencari pengganti lemak trans. Setelah itu, lemak trans akan benar-benar dilarang penggunaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com