Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2015, 17:07 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail


KOMPAS.com
- Sering kita mendengar jenis tulang besar bikin tubuh jadi lebih besar. Baru-baru ini, periset menemukan tulang ternyata memengaruhi jumlah lemak yang disimpan di tubuh dan bahkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Ternyata, tulang memproduksi sejenis hormon yang memengaruhi kadar lemak dan insulin dalam tubuh. Sebagai seorang ahli bedah ortopedi terkemuka dari John Hopkins University, Thomas Clemens menjelaskan,"Dalam jangka panjang, hormon ini masih menjadi misteri. Tak ada seorang pun yang tahu apa pengaruhnya. Saat ini kita mulai mengetahui efeknya terhadap seluruh tubuh."

Studi-studi awal pada hewan membuktikan, kadar rendah hormon yang disebut osteocalcin berhubungan dengan kadar gula darah dan lemak tinggi. Riset pada manusia menemukan kaitan yang sama.

Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Obesity pada 2013 menemukan, orang kelebihan berat badan dengan kadar osteocalcin memiliki lebih banyak lemak di sekitar organ-organ tubuh. Lemak-lemak itu menekan organ seperti lever dan pankreas, serta menghentikan organ-organ untuk berfungsi dengan benar, meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Beberapa jenis orang tampaknya secara alami memiliki kadar osteocalcin yang rendah kendati belum jelas mengapa. Menariknya, studi tersebut juga menemukan kadar osteocalcin mungkin mempengaruhi hormon leptin yang mengontrol nafsu makan.

Sementara itu, sebuah studi dari Australia yang diterbitkan tahun lalu menemukan pria dengan kadar osteocalcin tinggi memiliki risiko diabetes rendah. Lantas bagaimana hormon tulang ini membuat kita jadi lebih langsing dan sehat? Apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kadar hormon ini?

Para ahli percaya osteocalcin membantu menjaga kadar insulin, hormon yang menyapu gula dari darah. Osteocalcin mendorong pengeluaran insulin tetapi juga membuat seluruh sel tubuh menjadi sensitif terhadap insulin.

"Osteocalcin juga tampaknya memengaruhi bagaimana kita mengakumulasi lemak kendati belum jelas bagaimana proses akumulasi itu terjadi," kata Dr. Celia Gregson, dosen senior kedokteran musculoskeletal dari University of Bristol, Inggris.

Masalahnya, seiring pertambahan usia, tubuh kita memproduksi semakin sedikit osteocalcin. Hormon itu dibuat dari sejenis sel yang membentuk tulang. Ketika kita bertambah tua, sel-sel ini menjadi lamban. Saat itu risiko tulang keropos menjadi bertambah.

Efek lain dari penuaan sel-sel ini adalah semakin sedikitnya osteocalcin. Olahraga menjadi penting untuk menjaga tubuh tetap langsing dan sehat. Pasalnya, olahraga memicu sel-sel pembangun tulang menjadi lebih aktif dan merilis lebih banyak osteocalcin. Olahraga juga membantu tubuh menghilangkan lemak dan menurunkan risiko diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com