Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2015, 05:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anak bertubuh pendek karena kekurangan gizi alias stunting akan mengalami hambatan untuk tumbuh dan berkembang. Anak stunting akan memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah dibanding yang tidak dan lebih berisiko terkena penyakit degeneratif. Itulah mengapa stunting harus dicegah. Namun, bagaimana jika sudah terlanjur diketahui stunting?

Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indoneisa (FKUI) Damayanti S Sjarif mengatakan, masalah stunting akan sulit diperbaiki pada anak jika sudah melewati masa 1000 hari kehidupan.

Meski demikian, menurut dia masih ada harapan jika dilakukan sebelum masa pubertas. "Tapi kalau melihat grafik pertumbuhan, masih ada satu kesempatan saat jelang pubertas. Kita berikan makanaan yang benar, protein hewani yang cukup," terang Damayanti dalam diskusi di Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Berikan anak gizi seimbang agar tubuhnya bisa bertambah tinggi dengan baik dan berguna untuk perkembangan otaknya. Tak cukup intervensi dari makanan, anak juga harus melakukan aktivitas fisik dan istirahat yang cukup.

Damayanti mengungkapkan, anak yang melakukan aktivitas fisik akan tumbuh lebih tinggi daripada yang tidak. Kemudian istirahat yang cukup, terutama pada saat tidur di malam hari. Jangan biarkan anak tidur larut malam apalagi ikut bergadang bersama orangtuanya.

"Ternyata hormon pertumbuhan itu kerjanya pukul 00.00 sampai 01.00 malam. Dia (hormon) bekerja kalau tidur nyenyak. Dengan cara itu anak bisa tinggi," terang Damayanti.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sekitar 37,2 persen anak Indonesia di bawah usia 5 tahun mengalami stunting. Banyaknya anak stunting akan memengaruhi kualitas generasi muda Indonesia di masa mendatang. Asupan gizi seimbang sejak 1000 hari kehidupan pun menjadi sangat penting dilakukan untuk mencegah anak stunting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com