Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/07/2015, 15:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sushi Tei dan Sushi Kiosk, jaringan restoran Jepang, meluncurkan gerakan "One Million Cranes for A Better Future", sebuah kegiatan kreatif melipat origami bangau untuk didonasikan kepada anak penderita kanker. Kegiatan yang merupakan corporate social responsibility ini berlansung pada periode 13 Juli - 31 Agustus 2015 di seluruh gerai Sushi Tei dan Sushi Kiosk.

Menurut Vera Kusliawan, Marketing Manager Sushi Tei Indonesia, setiap origami bangau yang dibuat oleh pelanggan di restoran Sushi Tei dan Sushi Kiosk di seluruh Indonesia akan dihitung senilai Rp.100. Seluruh dana yang terkumpul akan didonasikan kepada Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).

"Kami ingin para pelanggan kami ikut terlibat dalam kegiatan ini. Targetnya bisa terkumpul satu juta origami bangau," katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta (10/7/15).

Vera menjelaskan, ide membuat origami bangau berasal dari Jepang. "Menurut budaya Jepang, jika ada teman atau saudara yang sakit, kita bisa membuatkan origami bangau yang dikumpulkan dalam toples lalu kita bawa saat menjenguknya," katanya.

Origami bangau, lanjut Vera, juga melambangkan harapan akan permohonan yang terkabul, keberuntungan, umur panjang, atau kesembuhan penyakit.

Dalam program ini, setiap pengunjung restoran Sushi Tei dan Sushi Kiosk akan diberikan satu lembar kertas origami beserta petunjuk cara membuatnya. "Jika masih bingung bisa bertanya pada pelayan di restoran kami. Tidak ada batasan jumlah origami yang akan dibuat, malah makin banyak makin baik," katanya.

Ira Soelistiyo, Founder YKAKI, menyambut baik program CSR ini. "Bukan kebetulan jika sejak awal berdirinya YKAKI kami sudah memasang origami bangau di rumah singgah sebagai simbol harapan," katanya.

Ia menambahkan, berapa pun donasi yang akan terkumpul akan sangat berarti untuk membantu pembiayaan YKAKI. "Kanker pada anak memiliki harapan kesembuhan yang lebih besar. Namun pengobatannya memang cukup lama, sekitar dua tahun. Karena itu pasien yang berasal dari daerah membutuhkan rumah singgah selama menjalani pengobatan itu," ujarnya.

Program YKAKI sendiri menurut Ira ada bermacam-macam, selain rumah singgah yang disebut Rumah Kita, ada pula program Sekolahku, penyuluhan kanker, hingga fasilitas transportasi khusus bagi anak penderita kanker di Rumah Kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com