Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2015, 09:10 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor


KOMPAS.com
- Siapapun tentu pernah mengalami mimpi buruk, entah mimpi dikejar-kejar hal yang menakutkan, terjatuh, atau diserang oleh orang-orang menakutkan. Situasi ini biasanya membuat kita terbangun dengan terkejut, terengah-engah, hingga membuat pusing kepala.

Meski terasa menakutkan, para peneliti justru menganggap mimpi buruk memiliki manfaat untuk kita. “Penglihatan malam” ini dianggap memiliki tujuan yang penting bagi kesehatan mental kita.

Sebuah video terbaru dari New York Magazine, "The Good Side of Bad Dreams," memaparkan bahwa para peneliti tidur, telah mengusulkan bahwa mimpi buruk berfungsi sebagai bentuk pelepasan emosional, memungkinkan kita untuk melepaskan tekanan dan kecemasan yang mengganggu kita di kehidupan nyata kita.

"Hal-hal yang paling menjadi perhatian ketika kita terjaga, terus ‘menghantui’ ketika kita sedang tidur," jelas video yang diunggah di situs berbagi video YouTube tersebut. "Otak bawah sadar kita mengambil ketakutan abstrak dan mengubahnya menjadi cerita dalam bentuk mimpi buruk."

Berikut adalah cara kerjanya: Mimpi buruk pada dasarnya membutuhkan rasa takut dan mengubahnya menjadi memori. Hal ini bermanfaat, karena kenangan lebih mudah untuk melindungi pikiran yang merupakan sesuatu yang terjadi di masa lalu, dibandingkan "kecemasan tentang dunia di sekitar kita," kata narator video.

Jadi, jika kita merupakan salah satu dari 8 persen orang dewasa yang kerap mengalami mimpi buruk, jangan terlalu khawatir tentang hal itu. Ini hanya cara otak untuk menempatkan ketakutan kita di masa lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com