Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2015, 18:19 WIB

KOMPAS.com - Si kecil sekarang sudah menginjak usia prasekolah. Seharusnya sih, ia sudah di fase akhir toilet training, apalagi sebentar lagi ia akan naik ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Tapi ternyata ia masih ngompol. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Mengompol pada usia prasekolah sebetulnya merupakan hal yang biasa terjadi. "Pada usia 5 tahun, kurang lebih 16 persen anak masih ngompol, setidaknya sebulan sekali," ujar Istiana Tadjudin, Sp.si, MPsi, Dosen Prodi Psikologi Universitas Hasanuddin.

Menurutnya, jika anak mengompol sekali sebulan maka hal tersebut masih bisa dianggap wajar. Mengompol juga pada umumnya lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Ngompol pada anak menjadi tidak wajar jika terjadi setiap hari.

Karena sudah melakukan toilet training, memang seharusnya anak juga sudah pandai mengontrol keinginan untuk buang air kecil. Artinya, ia sudah tahu kapan ingin ke toilet kapan tidak. Maka jadi tidak wajar ketika anak ngompol setiap hari.

Untuk mengantisipasi agar anak tidak mengompol lagi, jurus pertamanya tentu saja kita harus lebih konsisten dan lebih sabar dalam menghadapi anak. Kedua, ubah sedikit persepsi bahwa mengompol itu adalah bagian dari proses belajar anak. Ya, sesungguhnay dengan mengompol anak tahu bagaimana rasanya basah dan kotor.

Bantuk anak mengenali mengompol itu bagaimana dan apa yang harus dilakukan, misalnya ganti baju. Setelah ganti pakaian, ingatkan anak untuk selalu lapor jika mau kencing. Respon yang tepat akan sangat membantu anak memahami perilakunya sendiri, sekaligus tahu bahwa mengompol itu rasanya tidak nyaman.

Ketiga, kita dapat membiasakan anak untuk buang air kecil pada jam-jam tertentu sehingga akan membantu membentuk reaksi biologis secara teratur terkait dengan keinginan buang air kecil.

Keempat, jangan marahi anak ketika mengompol, tetapi justru memberikan apresiasi ketika anak sudah dapat merasakan keinginan untuk pipis dan berani pergi ke kamar mandi. "Ini akan membuat anak merasa usahanya untuk buang air kecil pada tempatnya berefek baik pada dirinya dan perilakunya biasanya akan berulang," tutur Istiana.

Bagi anak yang masih mengompol saat tidur malam hari, Istiana juga menjelaskan beberapa cara yang bisa kita lakukan. Pertama dan utama, selalu biasakan anak untuk kencing sebelum tidur, sekaligus menjadikannya bagian dari ritual sebelum tidur.

Kedua, kurangi frekuensi minum pada anak saat mendekati jam tidur. Ketiga, bawa anak ke kamar mandi ketika jam tertentu di tengah malam. Hal ini tidak akan membangunkan anak-anak, justru akan membuat anak untuk memberanikan diri bangun ketika saat-saat ia tidur dan merasa ingin kencing.

Nah, satu hal penting yang perlu kita ingat, mengompol itu bukan perilaku yang disengaja, lo. Seperti kata Istiana, jangan serta merta kita memarahi anak saat ia mengompol. Sebaliknya, bersikaplah santai dan tenang saat anak mengompol.

Merespon dengan tepat adalah kuncinya. Ajak anak juga untuk membersihkan bekas mengompolnya, mulai mengambilkan pel hingga membawanya celana kotor ke tempat pakaian kotor. Peran kecil yang dilakukan anak pasti membantunya menumbuhkan rasa percaya dirinya, sehingga ia tahu mengompol itu tak nyaman dan akhirnya dapat mengontrol sendiri keinginan buang air kecil. Selamat mencoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com