Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Serangan Jantung, Cek Denyut Nadi Sebelum Lari

Kompas.com - 04/08/2015, 11:15 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Serangan jantung bisa terjadi saat berolahraga. Untuk itu, penting bagi siapa pun untuk memeriksa kesehatan jantung sebelum melakukan aktivitas yang cukup menguras tenaga seperti kompetisi lari.

Zaini Saragih, dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dari Royal Sports Medicine Centre, mengatakan, sebaiknya periksa kesehatan jantung ke dokter terlebih dahulu sebelum berkompetisi. Selain itu, aman atau tidaknya seseorang untuk berolahraga bisa diketahui dengan menghitung denyut jantung atau dikenal dengan denyut nadi.

Hitunglah denyut nadi per menit dalam kondisi sedang beristirahat. "Kalau lebih dari 100 kali (denyut nadi) per menit, lupakan untuk lari," kata Zaini di Jakarta, Senin (3/8/2015).

Zaini mengatakan, denyut nadi yang normal saat tubuh sedang beristirahat adalah 60-80 denyut per menit. Sementara itu, denyut nadi 80-100 per menit bisa terjadi saat kurang tidur, beraktivitas ringan, dan terlalu banyak minum kopi. Jika lebih dari 100 denyut per menit dalam kondisi istirahat, kesehatan jantung patut dipertanyakan.

"Artinya, belum olahraga saja jantung sudah berdetak terlalu cepat. Capek jantungnya. Kalau kita paksa olahraga, bisa enggak kuat. Kolaps jantungnya," kata Zaini.

Denyut nadi bisa dihitung dengan menekan urat nadi di pergelangan tangan dan juga di leher. Paling mudah menemukan denyut nadi di pergelangan tangan.

Menurut Zaini, masalah kesehatan jantung sering kali diabaikan, padahal bisa berakibat fatal, yakni serangan jantung yang bisa menyebabkan kematian.

"Mungkin ada orang terlihat tubuhnya sehat-sehat saja, ternyata tiba-tiba serangan jantung. Kalau dia hitung nadinya, mungkin itu bisa dihindari," kata Zaini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com