Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak yang Sangat Pemilih dalam Hal Makanan Mungkin Alami Masalah Emosional

Kompas.com - 04/08/2015, 12:00 WIB

KOMPAS.com — Anak yang susah makan atau hanya mau makan makanan tertentu (picky eater) memang sering membuat orangtua pusing. Namun sebenarnya, tak semua jenis picky eater perlu dikhawatirkan orangtua.

Meski begitu, ada sebagian kecil anak yang susah makan karena sebenarnya adanya masalah emosional. Anak usia pra-sekolah yang sangat selektif dalam makanan biasanya memiliki kecemasan atau depresi yang tidak diketahui.

Anak yang sangat selektif, pilih-pilih makanan yang disukai, memang hanya sedikit, lebih kurang 3 persen. Kebanyakan adalah anak yang "agak" pilih-pilih atau masuk dalam kategori moderat, dengan jumlah sekitar 18 persen.

Jenis picky eater yang umum terjadi pada anak adalah menolak buah dan sayuran. Para ahli mengatakan, picky eater yang seperti ini masih tergolong "normal".

Menurut spesialis gangguan makan dan profesor psikiatri Nancy Zucker, anak yang sejak kecil tidak suka buah dan sayur biasanya akan mulai berubah saat mereka beranjak besar. Demikian pula dengan anak picky eater yang tergolong moderat, sikap itu juga akan lebih mudah diatasi saat mereka besar.

Anak yang sangat pemilih dalam urusan makanan menurut studi yang dilakukan Zucker itu disebut mengalami gangguan makan berupa penghindaran atau pembatasan asupan makanan tertentu. Kondisi ini bisa terjadi di semua usia. Sebagian berkaitan dengan anak yang ekstra sensitif pada rasa makanan, bau, dan tekstur.

Anak yang sangat pemilih seperti itu sering kali menyembunyikan rasa kecemasan atau depresi. Sementara itu, anak yang kadar pilih-pilihnya tergolong sedang biasanya bisa diatasi dengan pengenalan pada berbagai jenis makanan baru secara perlahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com