Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2015, 13:57 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Anak yang gemuk selalu dipandang lucu dan menggemaskan. Padahal, jika dilihat dari sisi kesehatan, anak yang terlalu gemuk berisiko terkena berbagai penyakit di masa mendatang.

Kelebihan berat badan atau obesitas pada anak, kemungkinan akan terus berkembang hingga usia remaja dan dewasa. Sebab, sejak kecil anak obesitas sudah terbiasa dengan pola makan tidak sehat dan kurang berolahraga.

“Penyakit jantung, yang namanya penyumbatan pembuluh darah itu bisa dimulai saat mereka remaja,” ujar Ketua Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dokter Dante Saksono Harbuwono, SpPd-KEMD di sela-sela acara Simposium Nasional tentang obesitas di Jakarta, Sabtu (8/8/2015).

Berdasarkan data United Nation Children’s Fund (UNICEF) dalam World Children Report tahun 2012, Indonesia menempati uturan pertama dengan tingkat obesitas pada anak tertinggi di wilayah ASEAN, yakni 12,2 persen. Presentase tersebut jauh lebih tinggi dibanding negara di Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand (8 persen), Malaysia (6 persen), Vietnam (4,6 persen), dan FIlipina (3,3 persen).

Untuk itu, pemerintah diharapkan mendukung penanganan obesitas pada anak-anak. Kemudian, sekolah harus memiliki kegiatan olahraga untuk para muridnya. Dante mencontohkan, di Jepang, untuk membangun satu blok apartemen wajib menyediakan area bermain anak-anak untuk mendukung kegiatan fisik.

Dante mengatakan, menangani kebiasaan hidup untuk tidak obesitas dapat menghemat anggaran biaya kesehatan masa mendatang. Hingga saat ini, penyakit yang berkaitan dengan obesitas seperti jantung, diabetes, dan stroke termasuk penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.

Dokter Spesialis Anak Endang Lestari menambahkan, memang ada faktor genetik yang memengaruhi obesitas pada anak. Namun, presentasenya sangat sedikit. Obesitas pada anak sering terjadi karena faktor lingkungan yang tidak mendukung, misalnya di sekolah dan keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com