Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tim Peneliti Dapat Dana Riset Masalah Sindrom Metabolik

Kompas.com - 21/08/2015, 08:18 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga tim peneliti Indonesia terpilih sebagai pemenang Nutrifood Research Grant 2015 dengan tema Sindrom Metabolik. Ketiganya yaitu tim dari dosen Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung I Ketut Adnyana, tim dosen Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Nanny Djaja dan tim mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Ariansyah.

"Penelitian akan dilakukan selama satu tahun kedepan untuk mendukung lahirnya penemuan baru di bidang kesehatan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat," ujar Head of Nutrifood Research Center Division, Susana di Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Selama satu tahun ke depan, ketiga tim terpilih akan melakukan penelitiannya sesuai dengan proposal penelitian. Mereka mendapat dukungan dana senilai total Rp 275 juta untuk penelitian.

Tim Ketut terpilih sebagai juara satu dengan judul penelitian "Pengembangan Lobak Putih (Raphanus sativus) sebagai Food Supplement untuk Mengontrol Kadar Glukosa Darah pada Model Diabetes Melitus".

Kemudian tim Nanny sebagai juara dua dengan judul penelitian " Pengaruh Yogurt Jali (Coix lacryma Jobi) terhadap Mikrobiota Usus, Low Grade Inflamasi dan Resistensi Insulin pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2". Juara ketiga, yakni Ariansyah dan timnya, memilih judul penelitian "Aktivitas Antiobesitas Suplemen Probiotik Isolat Kolon Manusia melalui Profil Kolesterol, LDL, HDL, Trigliserida, dan Fungsi Hati".

Susana mengungkapkan, sindrom metabolik merupakan masalah yang paling banyak dihadapi masyarakat Indonesia. Seseorang disebut mengalami sindrom metabolik jika ia memiliki setidaknya 3 dari 5 faktor risiko, yakni tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, trigliserida tinggi, dan sejumlah besar lemak perut.

Sindrom metabolik merupakan faktor risiko terjadinya penyakit seperti jantung, diabetes, dan stroke.

"Berdasarkan data yang ada. Penyebab kematian terbesar di indonesia bukan karena kecelakaan, tapi 70 persen karena penyakit sindrom metabolik," kata Susana.

Hasil ketiga penelitian ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah sindrom metabolik yang dihadapi masyarakat Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com