Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2015, 11:00 WIB
KOMPAS.com - Ikatan antara nenek, anak, dan cucunya selalu istimewa, tapi belum pernah ada yang seperti ini. Seorang ibu dari Swedia yang kehilangan rahimnya akibat kanker saat ia berusia muda, melahirkan seorang bayi laki-laki berkat rahim yang dicangkokkan dari ibunya.

Keberhasilan ini menjadi tonggak dunia kedokteran fertilitas. Para ahli sebelumnya telah mencangkokkan rahim ke 9 wanita dalam sebuah penelitian. Para wanita dalam penelitian ini mengalami kelainan, baik karena terlahir tanpa rahim atau rahimnya sudah diangkat karena penyakit kanker.

Penelitian ini dilakukan oleh Dr.Mats Brannstrom, profesor obstetri dan ginekologi dari Universitas of Gothernburg dan Stocholm IVF.

Walau bayi dari ibu di Swedia ini bukan yang pertama lahir dengan rahim cangkokan, tetapi kasus ini menjadi istimewa karena satu rahim itu dipakai oleh tiga generasi dalam satu keluarga.

Ibu dari Swedia yang tidak disebutkan namanya itu menjalani program bayi tabung untuk menghasilkan embrio dari sel telurnya dan sel sperma suaminya. Dokter menunggu sampai setahun setelah cangkok rahim untuk menghindari komplikasi. Tetapi setelah pemindahan empat embrio dilakukan, wanita tersebut berhasil hamil. Tidak ada komplikasi selama kehamilan dan ia melahirkan lewat operasi bedah caesar.

"Saya tak bisa melukiskan kebahagiaan ini karena melebihi apa yang saya harapkan," katanya seperti dikutip The Associated Press. Ia dan suaminya juga kelak akan menceritakan pada anak laki-lakinya itu bagaimana proses kelahirannya.

Sebelum di Swedia, tercatat ada dua kasus transplantasi rahim. Satu dilakukan di Arab Saudi dan satunya lagi di Turki, tetapi keduanya tidak berhasil sampai kelahiran.

Dokter di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan negara lain juga berencana melakukan operasi serupa, dengan rahim yang diambil dari wanita yang baru saja meninggal, bukan dari donor hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com