Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2015, 11:22 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com — Mengisap ganja tak hanya berdampak buruk pada otak. Pada pria, mengisap ganja bisa menurunkan jumlah sperma. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan University of Copenhagen di Denmark.

Penelitian ini melibatkan 1.215 pria di Denmark berusia 18-28 tahun. Para responden ditanya apakah menggunakan ganja dan juga obat-obatan lain, seperti amfetamin, ekstasi, dan kokain, dalam tiga bulan terakhir. Kemudian, ditanyakan seberapa sering mereka menggunakan zat aditif tersebut.

Sekitar 45 persen responden mengaku telah merokok ganja dalam tiga bulan terakhir dan sekitar 10 persen mengaku rutin menggunakan ganja, juga narkoba. Para peneliti kemudian mengumpulkan sampel air mani mereka untuk mengukur jumlah sperma.

Penelitian menunjukkan, pria yang merokok ganja lebih dari satu kali dalam seminggu mengalami penurunan jumlah sperma, atau 29 persen lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak merokok ganja.

"Penurunan jumlah sperma itu cukup banyak," kata penulis studi, Tina Kold Jensen, dari University of Copenhagen di Denmark.

Sementara itu, pada pria yang juga mengonsumsi narkoba, penurunan jumlah sperma mencapai 55 persen dibandingkan yang tidak mengonsumsi ganja dan narkoba. Jumlah sperma yang normal ialah 20 juta sel sperma per milliliter air mani.

Namun, peneliti belum menemukan apa yang menyebabkan ganja dapat menurunkan jumlah sperma. Peneliti menduga karena adanya bahan psikoaktif pada ganja. Selain itu, tak dapat dimungkiri bahwa faktor gaya hidup juga dapat memengaruhi jumlah sperma.

Dalam studi yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology, peneliti juga menemukan bahwa mereka yang mengisap ganja cenderung untuk merokok tembakau dan mengonsumsi alkohol serta kafein lebih banyak dibanding yang tidak.

"Kita juga tidak bisa mengesampingkan kemungkinan orang-orang yang menggunakan ganja umumnya memiliki gaya hidup tidak sehat yang juga dapat memengaruhi kualitas sperma dan tingkat air mani," ujar para peneliti.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com