Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kunci Ciptakan Hubungan yang Sehat dan Bahagia

Kompas.com - 27/09/2015, 12:45 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Ini dia tujuh tanda utama sebuah hubungan yang sehat. Jika Anda belum memilikinya, ini saat yang tepat untuk mulai mengupayakannya bersama.

1.  Saling menghormati

Jika Anda dan pasangan tidak punya rasa saling menghormati, maka hubungan ini akan dimulai dengan sangat, sangat berat. Bukan bearti Anda harus menyetujui atau mengiyakan semua yang diucapkan atau dilakukan oleh pasangan. Respek berarti, Anda berdua dapat saling mengagumi , menanamkan rasa percaya terhadap satu sama lain, dan saling mendukung.

 

John Gottman, seorang pionir yang mempelajari tentang hubungan di antara pasangan dan perkawinan mengatakan bahwa, dirinya dapat mengetahui apakah pasangan suami sitri atau kekasih memiliki hubungan yang  ideal atau sebaliknya hanya dengan sekali pandang.

 

Bagaimana ia bisa tahu? Jika ada sedikit saja tanda seperti pandangan atau ucapan merendahkan saat pasangan kekasih atau suami istri berinteraksi, biasanya hubungan itu tidak akan berhasil. Sikap dan tindakan melecehkan, baik secara fisik, verbal, ataupun emosi akan menggerus respek. Intinya, Anda membutuhkan sikap saling menghargai agar dapat memiliki hubungan yang sehat.

 

2.  Argumentasi, Bukan Perang

“Saya tidak pernah melihat pasangan yang memiliki hubungan sehat tanpa pernah adu argumentasi. Mereka tidak pernah bertengkar, namun mereka tetap adu argumentasi. Jika ada pasangan yang datang menemui saya dan mengatakan bahwa mereka tidak pernah bertengkar, minimal mereka beradu pikiran.  Namun,  jika ada pasangan yang sama sekali tidak pernah bertengkat bahkan adu argumentasi,  maka ada yang salah di dalam hubungan mereka, jelas Dr. Stephanie Sarkis Ph.D, konselor bersertifikat nasional konselor kesehatan mental berlisensi, yang beberapa tulisannya pernah dipublikaasikan di  Journal of Attention DisordersThe ADHD Report, dan National Psychologist.

 

Anda dapat beradu pandangan tanpa perlu perang mulut. Bertukar pikiran bukanlah perang . Artinya, Anda dan pasangan dapat saling mengungkapkan perasaan dan pikiran tanpa perlu mengeluarkan nada tinggi atau saling memaki. Kadang, Anda berdua akan mengakhirinya dengan kata sepakat, namun tak jarang pula adu argumen berakhir dengan Anda berdua setuju untuk saling tidak setuju. Itu bukan masalah. Yang penting, Anda berdua dapat bersepakat mengenai hal-hal yang memang tidak bisa ditawar-tawar, seperti kesetiaan.

 

3.  Persetujuan untuk Urusan Seks

Anda berdua bisa menyetujui mengenai seberapa sering dan rutin jadwal bercinta, bagaimana Anda bercinta, di mana melakukannya, dan tentu saja harus ada partisipasi dari kedua belah pihak. Tolong diingat, seks bukanlah alat untuk menghukum dan jika pasangan Anda merasa kurang nyaman terhadap posisi atau lokasi tertentu, ungkapkan secara terbuka. Hindari untuk mengkritik. Sediakan aktu untuk bercinta. Sesibuk apa pun Anda berdua, selalu sempatkan untuk bercinta.

 

4.  Persetujuan dalam Mendidik Anak

Ada tiga gaya mendasar dalam mengasuh:

a) Otoriter: Peraturan adalah peraturan. Tanpa kecuali.

b) Wewenang: Ini yang saya sebut dengan kediktatoran yang baik.  Ada peraturan, anak-anak dapat mengemukakan pendapat mereka, namun orang tua tetap sebagai pengambil keputusan, papar Sarkis.

c) Toleran: Minim alias sedikit aturan.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com