Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2015, 15:03 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu komplikasi penyakit diabetes adalah retinopati diabetik. Komplikasi terjadi, karena gula darah yang tinggi pada pasien diabetes bisa merusak sistem mikrovaskuler atau pembuluh darah kecil di seluruh tubuh, termasuk di mata.

Dokter Spesialis Mata Khalilul Rahman dari Rumah Sakit Dr. M. Djamil, Padang Sumatera Barat mengatakan, kerusakan pada retina mata itu bisa menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan. Sayangnya, penyakit retinopati diabetik sering kali tak disadari pasiennya. "Penyakit ini awalnya hanya mengenai satu pembuluh darah saja. Pusat penglihatan belum terganggu," ujar Khalilul di sela-sela acara The First Indonesian Vitreo-Retina Society (INAVRS) Meeting di Jakarta, Sabtu (26/9/2015).

Jika penglihatan mulai terganggu, seperti buram maka kondisi retina sudah cukup berat. Pengobatan yang ada saat ini belum bisa mengembalikan penglihatan seperti semula. Untuk itu, rutin cek kesehatan mata sangat penting bagi pasien diabetes sebelum penglihatan buram hingga terjadi kebutaan.

"Makanya mencegah lebih baik daripada mengobati. Dokter mata bekerja sama dengan dokter penyakit dalam. Jadi setiap tahun pasien diabetes diminta untuk kontrol mata," kata Khalilul.

Khalilul menjelaskan, jika mulai terlihat gangguan pada pembuluh darah di mata, cek mata bisa dilakukan setiap 9 bulan, kemudian 6 bulan sekali. Jika makin berat, maka harus dilakukan tindakan untuk mencegah penglihatan makin memburuk.

Pencegahan utama penyakit retinopati diabetik adalah dengan mengontrol gula darah. Jika gula darah sering tidak terkontrol, maka kerusakan pembuluh darah di mata bisa lebih cepat terjadi. Pembuluh darah di mata bisa pecah, bocor, aliran darah tersumbat sehingga menganggu penglihatan. Retinopati diabetik juga lebih berisiko pada pasien yang memang sudah lama mengidap diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com