Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegemukan Bisa Melindungi Tubuh dari 4 Penyakit Ini

Kompas.com - 13/10/2015, 17:01 WIB
KOMPAS.com - Penyakit jantung, diabetes, kanker, atau sulit hamil. Rasanya tak ada gangguan kesehatan yang tidak terkait dengan kegemukan. Tetapi sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang gemuk bisa berumur lebih panjang dibanding orang yang beratnya normal.

Para ilmuwan menyebut kondisi itu sebagai paradoks obesitas. "Secara umum obesitas memiliki risiko kematian lebih besar," kata Dr.Pierluigi Costanzo, ahli kardiologi dari Inggris.

Belum lama ini Costanzo mempublikasikan studinya di Annals of Internal Medicine yang menemukan bahwa di antara pasien diabetes melitus, mereka yang kegemukan justru hidup lebih lama dibanding yang beratnya normal.

Studi lain di tahun 2012 juga menyimpulkan bahwa berat badan berlebih bukan berarti vonis kematian. Selama 6 tahun masa penelitian, tidak ada perbedaan risiko kematian antara orang yang kegemukan dan yang badannya normal.

Meski demikian, paradoks obesitas tidak berarti kita bebas menambah angka timbangan tanpa perlu khawatir pada kesehatan. Kondisi tersebut bisa diartikan, jika kita sudah menderita suatu penyakit, maka kelebihan berat badan mungkin adalah salah satu keuntungan lebih.

- Jika menderita diabetes melitus
Costanzo menekankan bahwa hasil penelitian itu hanya berlaku untuk mereka yang sudah menderita diabetes tipe 2 (melitus), bukan setiap orang dengan kelebihan lemak di perut.

Ia menduga bahwa mungkin ada sesuatu yang unik pada penderita diabetes tipe 2 yang berat badannya normal, misalnya faktor genetik, yang membuat penyakit ini lebih beresiko bagi mereka.

- Jika menderita gangguan jantung
Pasien gagal jantung yang kegemukan dan obesitas ternyata memiliki risiko kematian lebih rendah. "Dengan munculnya berbagai penyakit, kebutuhan energi meningkat. Mereka yang kegemukan kemungkinan memiliki cadangan dan lebih bisa beradaptasi dengan proses penyakit," kata Dr.Gregg Fonarow.

- Jika takut sakit kanker payudara sebelum menopause
Pengaruh berat badan pada kanker payudara terus berubah. Sebelum menopause, sebagian studi menunjukkan ada penurunan risiko kanker ini pada wanita yang obesitas. Tapi setelah menopause kegemukan justru meningkatkan risikonya.

Hal ini kemungkinan terkait dengan estrogen. Obesitas sebelum menopause bisa mengganggu keseimbangan hormonal yang menyebabkan gangguan pelepasan sel telur. Tidak ada sel telur berarti estrogen lebih sedikit, atau lebih sedikit "bahan bakar" untuk pertumbuhan sel kanker payudara.

Lemak tubuh juga memproduksi estrogen sendiri, dan setelah menopause, kelebihan lemak memicu tumor yang responsif pada estrogen.

- Penyakit tulang
Estrogen yang diproduksi oleh lemak tubuh ternyata juga melindungi tubuh dari kehilangan massa tulang sehingga risiko osteoporosis juga lebih rendah dibanding wanita yang kurus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com